Otomotif

CELL TO BODY TECHNOLOGY

-

Meski sama-sama mengusung e-platform, namun model penempatan baterai pada BYD Seal berbeda dari dua line up mobil listrik BYD lainnya, yaitu Atto 3 dan Dolphin.

“Pada Atto 3 maupun Dolphin, baterainya dipasang dengan frame terpisah di bawah sasis. Jadi, bisa dilepas pasang dengan mudah karena sistemnya knock down,” terang Bobby Bharata.

Sementara pada sedan BYD Seal, lanjut Bobby, dirancang menyatu dengan sasis, yang oleh BYD dinamakan Cell to Body (CTB) technology.

Konstruksi seperti ini kata Bobby punya banyak keuntungan, diantarany­a dapat meminimalk­an ruang penyimpana­n, sehingga ruang kabin bisa tetap luas.

Selain itu, dengan struktur yang lebih kompak, ringkas, serta posisi baterai berada di lantai sasis, membuat center of gravity kendaraan jadi lebih baik, sehingga didapatkan kestabilan yang optimal.

Ditambah dari segi safety saat terjadi benturan, diklaim lebih aman, lantaran konsturksi seperti itu mengintegr­asikan baterai ke dalam struktur benturan. “Sudah diuji tabrak sampai mobil hancur-hancuran, tapi baterainya tetap aman,” ungkapnya. Nah, yang jadi pertanyaan bila sewaktu-waktu baterainya mengalami kerusakan sel, cara lepas baterainya gimana? “Tetap bisa dilepas, karena baterainya disusun dalam beberapa lapisan di sasis,” jelas Bobby lagi.

Lapisan terdiri dari top cover yang nempel dengan sasis, lalu berikutnya Blade Cell (sel baterai), kemudian paling bawah adalah traynya. Jadi ketika ingin mengganti sel baterainya, tinggal lepas tray- nya, lalu cabut sel-sel baterainya.

Lantas saat ditanya apakah bila terjadi kerusakan satu sel baterai saja, yang diganti cukup sel baterai yang rusak saja? “Tidak bisa, mesti diganti full set alias utuh,” pungkasnya.

 ?? ?? Emblem bertuliska­n 3.8s di buritan bukan hanya gimmick, tapi memang terbukti
Emblem bertuliska­n 3.8s di buritan bukan hanya gimmick, tapi memang terbukti

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia