PERKARA UANG MASUK?
Road race level Kejurnas di Indonesia belum dimulai, tetapi sudah banyak uang yang harus disetorkan. Baik dari level brand juga dari tim yang kini menjadi perbincangan ‘belakang paddock’ pada setiap personel yang terlibat.
Kita bahas dari uang untuk brand yang masuk ke kancah Kejurnas, baik itu Motoprix, Oneprix dan Sport Mandalika Racing Series (MRS).
Ikatan Motor Indonesia (IMI) menerbitkan produk dan brand juga tipe yang wajib digunakan di kancah Kejurnas Road Race. Tujuan pendaftaran dari brand yang wajib digunakan untuk Kejurnas Road
Race ini agar produk-produk terlibat bisa lebih berkembang.
Ketentuan ini tertuang dalam Surat Keputusan IMI Pusat Nomor: 011/IMI/SK-ORGAN/A/I/2024 tentang Registrasi Jenis dan Type Produk/suku Cadang Kendaraan Bermotor dalam Olahraga Sepeda Motor Ikatan Motor Indonesia.
Sejak Desember 2023 mulai disosialisasikan kepada produsen atau pemilik merek suku cadang termasuk perlengkapan berkendara.
Terbukti, sebanyak 43 merek telah mendaftarkan produknya ke tim koordinasi yang dibentuk IMI Pusat. Intinya, semua produk yang terkait dengan dunia balap motor harus teregistrasi di IMI di bawah naungan Deputi Olahraga Sepeda Motor.
“Kita sudah mempunyai program pembinaan dan prestasi balap motor yang harus berkesinambungan dijalankanm. Pelaksanaanya, semuanya memiliki kepentingan termasuk pihak sponsor khususnya produsen spare part turut menjadi bagian yang berkontribusi langsung terhadap prestasi pembalap,” ujar Eddy Saputra, Deputi Olahraga Sepeda Motor IMI Pusat.
Setiap brand yang akan masuk ke Kejurnas akan dikenai biaya Rp 5 juta setahun untuk ketiga event tersebut. Tujuannya untuk mendata dan mengawasi brand luar negeri yang masuk secara illegal dan mengakali regulasi teknis.
MEREPOTKAN
Lalu uang besar berasal dari Kejurnas Oneprix yang balapannya belum dimulai, tetapi tim sudah ditargetkan dengan biaya ratusan juta selama setahun.
Rinciannya begini, Rp 150 juta untuk 1 tim dengan dua pembalap per kelas.
Jika dijelaskan secara rinci biaya paling besar adalah untuk deposit sebesar Rp 150 juta yang dibayarkan dengan dua termin.
Termin satu harus dilunaskan H-30 sebelum seri pertama dan termin kedua harus lunas pada bulan Juni 2024. Deposit ini untuk apa?
“Itu yang harus dijelaskan karena meskipun namanya deposit, tapi tidak ada jaminan akan dikembalikan ke setiap tim di akhir musim,” ungkap Ergus Oei, Tokoh Balap dan Pemilik Tim R59 Racing Team.
Uang Rp 150 juta itu untuk per kelas yang diikutkan setiap tim, jika dua kategori maka harus bayar Rp 300 juta. Belum lagi biaya entrant Rp 30 juta untuk dua pembalap di kelas Expert, Rp 24 juta untuk dua pembalap di kelas Novice, dan Rp 20 juta untuk dua pembalap di Rookie.
Pun dengan ongkos BBM sebesar Rp 4 juta per tahun untuk dua pembalap juga deposit komersial sebesar Rp 5 juta per tim untuk satu musim. “Juga setiap tim harus memiliki badan usaha berbentuk PT atau CV, satu kelas satu PT jadinya memang cukup rumit,” Ergus menjelaskan.
“Kalau untuk membuat CV sih cepat, tapi kan pajak sebagai perusahaan dan badan usaha, serta kalau bangkrut gimana?” sambungnya.
Jika dihitung untuk dua pembalap kelas Expert, maka setiap tim sudah mengeluarkan biaya Rp 189 juta. Sedangkan untuk Oneprix 2024 akan digelar di seluruh Indonesia, di lima pulau terbesar di Indonesia. Tak pelak ongkos transportasi, pengiriman motor, konsumsi dan penginapan pun juga akan lebih besar dibandingkan tahun lalu.
Kecuali kalau Oneprix berani mengakomodir pengirimanpengiriman motor balap seperti yang dilakukan TWMR untuk ARRC. Juga dengan proses pembinaan pembalap muda. Kalau Oneprix ada pembibitan pembalap?