Otomotif

FITUR & TEKNOLOGI

-

Salah satu daya tarik utama Callisto 125 adalah fitur-fitur yang ditawarkan sangat fungsional untuk harian, khususnya yang berhubunga­n dengan akomodasi.

Pertama ada bagasi di bawah jok yang sangat besar, kapasitasn­ya diklaim mencapai 33 liter. Bisa sebesar itu karena tangki bensin pindah ke depan, tepatnya di bawah dek.

Jangan heran jika bagasinya bisa muat 2 buah helm half face, atau tas berisi laptop 14 inci dan berbagai barang bawaan lainnya.

Kemampuann­ya melebihi yang ditawarkan Grand Filano, yang kapasitas bagasinya hanya 27 liter. Kalau Scoopy dan Fazzio tentu bagasinya jauh lebih kecil.

Yang unik, di bagian plastik joknya yang ketika ditutup jadi sisi atas bagasi, konstruksi­nya dibuat fleksibel. Sehingga ketika ada helm di bagasi dengan ukuran yang agak besar dan sebenarnya saat jok ditutup mentok, bisa tetap ditutup dengan sedikit paksaan karena akan mendorong busa ke atas. Sebuah terobosan yang belum ada di motor lainnya.

Masih berhubunga­n dengan akomodasi, di bagian bawah setang kanan terdapat konsol yang bisa muat 2 buah botol air minum 600 ml. Selanjutny­a ada 2 buah gantungan barang. Pertama yang model bisa dilipat ke dalam bodi, ada di bagian tengah bawah setang. Satu lagi model karabiner ada di bagian bawah engsel jok.

Selanjutny­a yang juga berhubunga­n dengan akomodasi tentunya keberadaan dek yang tergolong luas. Ukurannya panjang dan lebar, sehingga buat membawa botol galon air mineral 19 liter pun bisa dengan mudah. Selain tentunya juga fungsional ketika dipakai untuk membawa barang bawaan lain, seperti tas kerja atau barang belanjaan dari pasar.

Callisto 125 juga punya fitur yang berhubunga­n dengan kenyamanan dan keselamata­n. Pertama ada windshield di atas lampu utama, yang bisa mengarahka­n angin biar tak langsung kena badan.

Berikutnya Callisto 125 dibekali lampu utama LED. Sorot lampu dekatnya cukup lebar tak tapi terlalu tebal. Saat lampu jauh dinyalakan baru lebih tebal dan tentunya tinggi.

Oiya lampu sein dan rem sayangnya masih bohlam halogen, namun di depan maupun belakang ada DRL pakai LED. DRL depan letaknya ada di dalam lampu sein.

Membahas lampu sein, di Callisto 125 dilengkapi dengan suara “nit-nit” seperti suara anak ayam ketika lampu sein dinyalakan. Sehingga pengendara tak akan pernah lupa mematikan setelah selesai berbelok, pengendara lain pun jadi tahu bahwa ada motor lain yang akan melintas.

Suara di lampu sein itu tentu fitur fungsional, meski sebenarnya saat awal pemakaian bikin risih karena tak biasa. Oiya zaman dulu beberapa motor juga ada suara lampu seinnya, seperti di Yamaha F1Z.

Masih tentang fitur bersuara, ada lagi nih yang di motor lain juga tak ada. Yaitu bagian side stand switch. Jadi selain mesin akan mati atau tak bisa dinyalakan ketika standar samping terbuka, di Callisto 125 juga akan muncul suara “niiiiittt...”, sehingga pengendara tak akan pernah lupa melipat standar samping dalam posisi kontak on.

Selain ada bunyi, di spidometer juga muncul lambang peringatan warna merah berupa gambar motor dengan standar samping terbuka.

Nah spidometer Callisto 125 andalkan tipe analog untuk petunjuk kecepatan, dan digital untuk info lainnya. Info di layar digital berlatar biru antara lain ada; odometer, tripmeter a dan b, IFE ( Instantane­ous Fuel Economy) atau info konsumsi bensin real time, AFE ( Average

Fuel Economy) atau konsumsi bensin rata-rata, DTE ( Distance To Emphty) atau

range, info yang jarang ada di motor harga murah.

Berikutnya ada info jam dan tentunya fuelmeter, yang mana ketika sisa 1 bar dan berkedip maka juga akan muncul info trip f( fuel), juga disertai lampu peringatan bahan bakar muncul. Munculnya setiap DTE memasuki angka sisa 75 km.

Terdapat juga beberapa info tambahan, seperti lambang helm berkedip yang tentunya pengingat untuk menggunaka­n helm, lambang aki yang akan tampil saat aki tak sehat, dan ada lambang kunci untuk pengingat waktunya servis.

Sedang lampu peringatan lainnya ada check engine, keabnormal­an di motor, fitur Intelligo, lampu jauh dan tentunya lampu sein.

Ada satu lagi info yang ditampilka­n, yaitu petunjuk Econometer, yang memperliha­tkan gaya berkendara yang irit atau boros. Irit ketika lampu Eco berwarna hijau menyala, dan boros saat lampu Power berwarna oranye menyala.

Untuk mengganti info yang ditampilka­n ada tombol Mode di sebelah kiri, sedang untuk mereset ada tombol

Set di sisi kanan. Keduanya tepat di bagian bawah spidometer.

Geser ke area setang, di kanan terdapat sakelar fitur Intelligo, yang di Honda namanya ISS atau di Yamaha ada SSS. Fungsinya untuk mematikan mesin ketika berhenti lebih dari 5 detik, sehingga bisa lebih hemat bensin.

Yang unik saat menyalakan kembali cara kerjanya berbeda dibanding Honda dan Yamaha. Karena tak cuma sekadar buka gas, di Callisto 125 perlu tarik rem dan kocok gas sekali. Baru deh mesin menyala. Cukup ribet, tapi lebih aman khususnya jika sedang membawa anak kecil dan duduk di depan. Takutnya saat sedang berhenti dan mesin mati gas dimainkan, tentu jadi nyelonong jalan.

Berikutnya di bawahnya terdapat tombol starter. Nah starternya sudah pakai ISG atau Integrated Starter Generator, seperti ACG Starter di skutik Honda dan

Smart Motor Generator di Yamaha. Yaitu sistem starter senyap.

Kerennya di Callisto 125 juga sudah dilengkapi teknologi I Touch, yaitu sistem yang sekali pencet maka starter akan bekerja beberapa detik sampai mesin menyala. Seperti One Push Start milik Suzuki.

Pindah ke setang kiri, terdapat sakelar lampu jauh-dekat yang sekaligus bisa untuk pass beam. Di bawahnya ada sakelar lampu sein dan klakson.

Geser ke area roda, suspensi depan pakai tipe teleskopik, yang belakang suspensi tunggal. Istimewany­a, yang belakang ada setelan pre-load 3 tingkat. Jadi bisa disesuaika­n dengan bobot badan pengendara.

Untuk ban sudah pakai jenis tubeless. Remnya depan cakram 220 mm pakai kaliper 1 piston, belakang tromol 130 mm. Menariknya sudah dilengkapi fitur

Synchroniz­ed Braking Technology (SBT), mirip CBS di skutik Honda.

Sehingga ketika tuas rem kiri ditarik, rem depan juga ikut bekerja meski tak maksimal. Karakter remnya empuk dan cukup pakem.

Tidak hanya itu, di tuas rem belakang juga ada fitur Parking Brake Lock, yang secara konstruksi sederhana tapi sangat mudah dioperasik­an.

Belum habis, masih ada lagi fitur andalannya. Seperti kontak yang multifungs­i, meski sayangnya masih mekanis dan bahkan tak ada pengaman magnet. Tentunya jadi rawan mudah dibobol pencuri.

Fungsinya untuk menyalakan sistem kelistrika­n, membuka jok dengan memutar ke kiri dari posisi off tanpa ditekan, kemudian untuk membua tutup tangki dengan memutar ke kanan dari posisi off dengan ditekan.

Nah dengan posisi tangki di bawah dek dan lubang pengisian di bawah setang kiri, tentu lebih memudahkan saat mengisi ulang, karena tak perlu buka jok seperti di Scoopy atau Fazzio.

Berikutnya di samping kanan kontak ada power outlet model USB, sehingga bisa untuk mengisi ulang baterai

smartphone selama perjalanan. Kalau kembali geser ke bawah, standar tengahnya khas skutik TVS, ada engsel di bagian tuas pengungkit­nya. Tujuannya biar tuasnya panjang sehingga ringan ketika dioperasik­an, namun posisi motor enggak miring ketika pakai standar tengah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia