BERBEDA DENGAN MOTOCROSS
Motocross dan Enduro atau yang dikenal dengan terabasan di Indonesia memang merupakan olahraga roda dua offroad yang mirip.
Bak saudara, keduanya punya penampilan atlet dan perangkat balap yang tentunya sama, karena
crosser pasti punya pengalaman untuk ikut terabasan.
Teknik balap atau berkendaranya pun mirip-mirip, hanya saja persiapan teknisnya tentu saja berbeda. Mari kita jelaskan lebih luas, Motocross adalah olahraga off-road yang digelar di sirkuit, tentu saja persiapannya layaknya balapan pada umumnya.
Seperti menyiapkan ban cadangan, kampas rem cadangan, oli, bahkan mesin motor pengganti semisal terjadi masalah. Performa mesinnya pun cenderung lebih ‘buas’ karena motor Motocross biasanya sudah dengan spesifikasi Special Engine atau SE.
Sedangkan terabasan cenderung motor produksi massal dengan modifikasi pendukung untuk perjalanan jarak jauh.
“Kalau bicara tekniknya, tentu saja mirip-mirip dengan Motocross, hanya saja tidak seekstrem
crosser, kita lebih ke ketahanan fisik, kalau gaspol terus seperti di balapan, badan cepat capek dan motor cepat rusak takutnya,” papar Ridwan dari komunitas RMS Cikarang yang hobi terabasan sebulan sekali.
RIDING STYLE
Seperti teknik kala menanjak, harus duduk agak mundur agar ban belakang mendapatkan traksi optimal. Juga kala melalui trek menutun, badan harus agak tegap dan fokus menjaga arah ban depan agar tidak tergelincir.
Pun saat melalui trek yang basah, motor harus digas sebelum melalui jalur berlumpur dan sedikit menutup gas saat melaluinya agar motor tidak kehilangan keseimbangan karena traksi dari ban yang berlebih.
“Ya bedanya kalau terabasan yang namanya jalur menanjak, menurun, lumpur, bahkan sungai itu semuanya surprise, kita enggak bisa tebak. Kalau di balapan semuanya sudah terbaca dan terlihat, jadi bisa antisipasi lebih dulu,” Ridwan menambahkan.
Persiapan teknisnya pun berbeda karena di terabasan cenderung motor-motor standar pabrik yang digunakan, jadi durabilitas mesin bisa lebih terjaga.
Persiapannya pun sudah dilakukan sebelum melakukan perjalanan, baik itu ganti oli, cek tekanan angin pada ban, kondisi ban, serta rasio gir yang sudah diperhitungkan.
Namun parts cadangan yang terpenting dibawa adalah busi, serta sedikit oli. Tujuannya kalau motor terendam sampai sulit menyala, maka busi cadangan yang masih bisa langsung diganti digunakan untuk menghidupkan mesin.
Pun ketika busi cadangan itu basah lagi, bisa diganti dengan busi sebelumnya yang kondisinya sudah kering dan sudah dibersihkan.
“Jadi hal yang lumrah kalau busi itu laku di komunitas terabasan, karena jadi parts yang penting bagi mereka,” ujar Diko Oktaviano, Assistant Manager Technical Service & Product Development NGK Busi Indonesia.
“Selama businya bersih dan masih layak pakai, tidak masalah gonta-ganti busi selama perjalanan. Juga biasanya komunitas suka mengakali dengan percikan oli untuk memancing pembakaran cepat. Kompresinya rendah, tapi digunakan untuk kondisi darurat masih tidak masalah agar pembakaran bisa terjadi dan menghidupkan mesin supaya bisa lanjut jalan lagi,” imbuhnya.
Sedangkan busi di saat balapan cederung diganti pada setiap ronde, agar kondisinya prima. Persiapan lainnya pada saat terabasan juga adalah perbekalan, baik itu makanan dan minuman karena tak sedikit dari komunitas yang kerap bermalam di hutan belantara lebih dari satu hari. • DAB