INSIDEN HRI & TGRI
Bukan rahasia lagi jika dalam kompetisi balap turing persetruan dua pabrikan, Honda dan Toyota kerap terjadi sejak lama. Terlebih pada era rivalitas Alvin Bahar (Honda Racing Indonesia/hri) dan Haridarma Manoppo ( Toyota Team Indonesia/ TTI) pada Kejurnas ITCR 1600 MAX.
Kini keduanya sudah tidak berkompetisi di kelas yang sama, tetapi juniornya masih melanjutkan rivalitas itu. Hal ini terasa pada ajang Kejurnas Indonesia Touring Car Racing (ITCR) 1200 minggu lalu (3/3).
Saat itu, HRI masih melawan TTI yang kini sudah berganti identitas menjadi Toyota Gazoo Racing Indonesia ( TGRI).
Kedua tim pabrikan ini sama-sama menerjunkan dua pembalapnya, HRI dengan Avila Bahar dan Andri Abirezky, lalu TGRI andalkan duet Jordan Johan dan Amato Rudolph.
Nah, pada ajang ITCR 1200 ronde pertama di sirkuit Sentul, Jabar itulah terjadi insiden antara pembalap HRI dan TGRI. Dalam rekaman video berbagai angle, Abirezky yang membesut Honda Brio menabrak Amato Rudolph yang mengendarai Toyota GR Agya pada kedua.
Kala itu Amato sedang memimpin balapan dan Abirezky di posisi ketiga kala insiden terjadi di S kecil atau tikungan keenam sirkuit Sentul.
“Kejadiannya cepat banget karena saya sedang di posisi terdepan, lihat di belakang ada Jordan dan tiba-tiba nabrak sampai mobil pun mati, saya muter di tengah lintasan. Berusaha tenang mobil hidup lagi dan saya lanjut balapan, saya lihat Brio merah itu ban depan kirinya sudah patah, tapi belum tahu itu Avila atau Abirezky,” ujar Amato menjelaskan kronologi insiden itu.
“Setelah dari video ternyata cukup parah insidennya dan kami langsung mengajukan protes. Protes diterima, tetapi tidak ada tindakan bagi pelaku (Abirezky),” lanjutnya.
Setelah melakukan protes dan menunjukkan bukti memang cukup lama untuk mengkaji insiden ini. Lantaran steward yang dipimpin Dani Sarwono tidak memberikan penalti kepada pembalap debutan HRI itu dan dinyatakan sebagai racing accident.
Steward punya alasan sendiri. “Abirezky juga tidak finish kala itu dan di lap pertama sudah terjadi insiden seperti ini,” kata Dani Sarwono, Steward yang bertugas kala itu kepada OTOMOTIF.
“Berbeda halnya kalau dia finish, mungkin akan ada sanksi penambahan waktu, tetapi ini pembalapnya tidak finish. Ia juga berusaha untuk mendahului pembalap di depannya, tetapi berujung menabrak dua pembalap di depannya,” lanjutnya.
Memang, kala itu Abirezky bertujuan untuk mendahului Jordan Johan dari sisi dalam yang sempit di S Kecil. Jordan berhasil didahului karena sudah 75% bodi rival didahului, tetapi tidak sempat mengerem hingga akhirnya menabrak Amato juga. Ini yang membuat steward mengatakan insiden ini sebagai racing accident.
EVALUASI
Namun insiden ini disebut tidak penting bukan tanpa alasan. Karena insiden ini terjadi di lap kedua, kenapa dia sudah agresif di saat balapan masih panjang?
Lalu ini masih ronde pertama, bukan memperebutkan gelar juara nasional selayaknya balapan di penghujung musim. Ditambah lagi, Abirezky dan Amato bersaing di kategori yang berbeda.
Abirezky di kategori Rookie dan Amato di Rising Stars, pun dengan Jordan Johan, sehingga keduanya berada di papan klasemen yang berbeda pula.
Lantas apa yang akan dilakukan Honda Prospect Motor (HPM) sebagai perusahaan yang membina HRI?
“Atas insiden ini, saya yakin kalau Abirezky hanya ingin memberikan yang terbaik. Untuk seri selanjutkan akan melakukan evaluasi agar balapan lebih kondusif dan tidak adan insideninsiden seperti ini lagi,” kata Yulian Karfili, Communication Strategy Sub
Division Head HPM. Selepas kejadian ini, TGRI tidak melakukan banding lebih jauh karena melihat jumlah ronde yang masih panjang, juga Amato dan Jordan finish dengan point, tanpa ada masalah atau cedera.
“Untuk apa banding? Karena hanya akan menemukan kami ( TGRI) dengan Honda, subyek bertemu subyek, padahal bukan itu intinya. Karena yang dipermasalahkan itu obyeknya, kasusnya. Kalau dibiarkan seperti ini, ditakutkan ada efek domino yang menganggap enteng insiden seperti ini karena tidak akan diberi hukuman sama sekali,” kata Dimitri Fitra, Manajer Tim TGRI memberikan alasan tidak melakukan banding.
Lebih lanjut Dimitri menegaskan, “Kalau sampai kami banding pun buat apa? Itu kan kayak mau menyudutkan Toyota dan Honda secara langsung. Karena yang jadi juri saat banding juga bukan orang-orang yang kemarin, bukan steward yang kemarin,” ujarnya.
Ayo, lebih sportif lagi balapannya!