Otomotif

JANGAN REMEHKAN RASA LELAH

-

Saat mengemudi atau berkendara, pengemudi wajib fokus agar bisa mengantisi­pasi segala kemungkina­n yang bisa menyebabka­n hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk bisa selalu fokus, sangat disarankan untuk menjaga stamina dan mental yang baik. Terutama saat berkendara jarak jauh.

Pasalnya belakangan ini tak sedikit masyarakat Indonesia yang suka berpergian ke luar kota menggunaka­n mobil pribadi, salah satunya saat momen mudik Lebaran. Ini berarti Anda mengemudi selama berjam-jam lamanya.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui ketika melakukan perjalanan jarak jauh. Salah satunya tentang istirahat untuk pengemudi agar tetap berjalan sesuai rencana dan selamat sampai di tujuan.

Lantas, berapa lama durasi berkendara yang ideal dan sehat untuk mengemudik­an mobil? Benarkah kalau mengemudi jarak jauh itu harus tetap beristirah­at setiap 4 jam sekali?

WASPADA MICRO-SLEEP

Seorang rekan pernah bercerita soal pengalaman berkendara jarak jauh keluar kota berkendara selama berjam-jam. Merasa tidak mengantuk, dia memutuskan untuk tetap mengemudi hingga sampai tujuan akhir.

Tapi apa yang terjadi di hampir akhir perjalanan, ia melihat orang yang menyebrang jalan di depan mobilnya. Tapi alih-alih bukannya mengurangi kecepatan, malah tetap saja menginjak pedal gas, sehingga nyaris menyerempe­t si penyebrang jalan tadi. Tentu hal ini sangat membahayak­an.

Apa yang dialami rekan kami tersebut merupakan salah satu contoh fatigue atau kelelahan yang dapat mengakibat­kan hilangnya kewaspadaa­n. Yang paling parah lagi bila kelelahan tadi tidak diantisipa­si lebih awal akan mengakibat­kan rasa kantuk yang hebat dan tertidur ( micro-sleep).

Penyebab kelelahan dapat disebabkan oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor tidur, apakah ada gangguan atau kurang tidur, akumulasi dari tidur yang kurang.

Berikutnya adalah faktor kerja, apakah kita bekerja dengan waktu yang lama sehingga tidak ada waktu pengganti untuk beristirah­at dari pekerjaan. Yang terakhir adalah faktor kesehatan, apakah kita kurang sehat ketika berkendara atau sedang mengkonsum­si obat–obatan dari dokter.

Dikutip dari laman resmi

Mitsubishi-motors.co.id, “Ketika berkendara tanpa berhenti alias tidak dalam kondisi macet, maksimal hanya tiga jam, setelah itu disarankan untuk beristirah­at” jelas Rifat Sungkar, brand ambassador Mitsubishi yang juga seorang pembalap rally nasional.

Celakanya, banyak orang tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengalami kelelahan. Hanya karena belum mengantuk atau sudah tidak merasakan kantuk lagi, dipikirnya masih dapat mengemudi.

Sejatinya tidaklah sulit untuk mengetahui apakah Anda sudah memasuki fase fatigue. “Dimulai dari reaksi yang lamban, lalu menurunnya kemampuan konsentras­i, serta ketidakmam­puan untuk menganalis­a dan mengambil keputusan saat mengemudi,” bilang Wahono, Service Manager Auto2000 Jati Asih, Bekasi.

Kondisi-kondisi tersebut kata Wahono biasanya akan terjadi sebelum pengemudi atau driver mulai merasakan kantuk, yang membuat mata berat untuk dibuka. Bayangkan bila itu terjadi ketika mobil di kecepatan 100 km/jam.

Hilangnya konsentras­i dan penguasaan kendali dapat mengakibat­kan hal-hal yang tidak diinginkan. Lebih parah lagi ketika sudah masuk ke fase mengantuk dan mengalami micro-sleep. Iih ngerii.. •

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia