SEMAKIN TIDAK TERPREDIKSI
Kelas Asia Production 250 (AP250) di ARRC memasuki babak baru. Dari mulai menggunakan ban slick Dunlop yang untuk pertama kalinya digunakan di kelas seperempat liter ini. Serta banyak motor baru yang meramaikan kelas ini.
Mulai dari Yamaha YZF-R3 dan Kawasaki Ninja ZX-25R untuk merobohkan dominasi Honda CBR250RR. Hasilnya? CBR250RR benar-benar mendapatkan perlawanan ketat dari pesaing barunya. Honda CBR250RR melawan Yamaha YZF-R3 yang sama-sama ‘lahir’ di Indonesia.
Dari sisi putaran mesin, Yamaha R3 hanya 12.500 rpm, sedangkan CBR250RR di 13.500 rpm, tetapi karena R3 punya mesin 321 cc jadi torsinya lebih besar dan efektif di saat keluar tikungan. Ini yang jadi keuntungan untuk bisa memenangkan balapan pertama.
Dua pembalap Yamaha Racing Indonesia ( YRI) M. Faerozi dan Arai Agaska dominasi dua podium tertinggi. Bahkan Faerozi memenangkan balapan, menjadi kemenangan pertamanya di kancah ARRC, serta ‘membuka puasa’ dari YRI yang terakhir kali menang AP250 di ARRC India tahun 2017.
“Bangga saya, akhirnya saya bisa merasakan podium untuk bisa membanggakan Yamaha Indonesia dan keluarga saya. Motor baru ini memang sudah terasa sangat kompetitif, Alhamdulillah bisa beradaptasi dengan cepat dan memenangkan balapan pertama ini,” ucap Faerozi dengan wajah terharu.
LAWAN TANGGUH
Sementara itu, Arai Agaska yang notabene Rookie, bisa langsung podium dalam debutnya. Namun lawan tangguh lainnya baru muncul di balapan kedua kala Kawasaki Ninja ZX-25R sudah dapatkan momentum yang tepat untuk bisa bersaing di tiga besar.
Aiki Iyoshi sebagai pembalap utama di Motul Snipers Manual Tech Kawasaki mengaku ada masalah pada rem ZX-25R besutannya. Bahkan ia harus bablas dan keluar dari sirkuit di balapan pertama guna menghindari masalah tabrakan yang lebih serius. Setelah masalah teratasi, ZX25R pun langsung podium dua di balapan kedua. Padahal secara teknis, ZX-25R yang notabene 4 silinder punya 16.000 RPM, tetapi tarikan awal gasnya agak lambat. Ini yang membuat Aiki selalu ketinggalan saat keluar tikungan ditambah bobot motor yang paling berat daripada rival-rivalnya. “Saya harus beradaptasi lebih jauh akan karakter motor, jadi selama di balapan kedua, saya hanya menjaga racing line yang rapat dan tidak tertinggal jauh dari pembalap di depan saya,” Aiki menjelaskan.
Dua rival baru ini benar-benar membuat penunggang CBR250RR kewalahan, khususnya pembalap Astra Honda Racing Team (AHRT) yang biasanya selalu mendominasi.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, AHRT kini hanya dengan dua pembalap, Herjun Atna Firdaus dan M. Kiandra Ramadhipa.
Meski tidak bisa mendominasi sepanjang balapan, pembalap asal Pati, Jateng itu masih bisa konsisten meraih podium pada dua balapan di Buriram.
“Belajar dari Race 1, perlahan saya mulai membangun ritme dan berusaha tenang, hingga akhirnya saya mampu menjadi pebalap pertama yang menyentuh garis finish di race 2,” tutur
Herjun.