Otomotif

SKINNY CHOPPER

HABISKAN DANA SEKITAR RP 40 JUTA

-

Chopper karya workshop Batakastem ini bisa dibilang agak keluar dari pakem chopper tradisiona­l. Abraham Simpatupan­g, owner Batakastem (BK) menceritak­an kepada OTOMOTIF, chopper buatannya ingin bisa dipakai buat kegiatan harian.

Konsep tersebut dipadukan dalam wujud chopper elegan yang tetap fungsional, tapi tidak kehilangan jati diri bad boy sebagai sebuah chopper.

Proyek ini sendiri bermula dari Ridwan asal Bintaro, Tangerang Selatan yang minta dibuatkan motor custom oleh BK. Awalnya ia ingin dibuatkan sebuah bobber, tapi oleh Batakastem disarankan ke skinny chopper. Tujuannya agar sesuai dengan postur pemilik motor yang juga anggota club Benelli Owner Indonesia tersebut.

Disebut skinny chopper karena saat dilihat dari atas ( bird view), dari depan sampai belakang tampak

slim atau langsing, kecuali bagian setang.

Dalam proses pengerjaan motor, rupanya masih banyak komponen standar motor yang dipakai. Seperti sasis, suspensi depan dan belakang, mesin serta spidometer­nya.

Abraham alias Bram menjelaska­n transforma­si menjadi

chopper pertama-tama dengan mengganti pelek bawaan dengan lingkar roda aftermarke­t berukuran 21 dan 16 inci. Pelek ini lantas dibalut oleh karet bundar Swallow Classic berukuran 3.00-21 di depan dan 5.00-16 di belakang.

Bram beserta tim BK juga memanjangk­an lengan ayun atau

swingarm sekitar 5-7 cm. Tujuannya untuk mengejar proporsi motor, karena saat pakai pelek 21 inci motor jadi mendongak. Swingarm dipanjangk­an supaya postur tetap datar tanpa ganti sokbreker belakang.

Bagian kaki-kaki walau sekilas masih pakai komponen standar, rupanya kena banyak sentuhan juga oleh BK. Seperti suspensi teleskopik depan yang dipasangka­n extender sepanjang 7 cm sehingga lebih tinggi.

“Untuk ngejar posisi setang karena seating posture mengejar santai banget,” sebut builder yang kini punya markas baru di Jl. RE Martadinat­a NO.45B, Pondok Cabe Udik, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten ini.

Selanjutny­a sokbreker belakang standar dibuatkan mounting baru di bagian atas dan bawah. Diubah agar posisi sokbreker jadi lebih tegak. Mounting atas yang juga jadi braket sepatbor belakang, dibuat dari pelat besi setebal 1 cm agar kokoh.

Dengan mounting baru, ban dan sepatbor juga tidak mentok. Semuanya diset supaya tetap masuk secara desain, tapi juga tetap fungsional. Apalagi posisi footstep pengendara tidak berubah. Dipadukan dengan setang model pullback yang tinggi, postur atau segitiga berkendara tetap nyaman dan sesuai dengan postur badan Ridwan.

“Geometri berkendara cukup krusial di motor ini. Sekalinya gue bikin chopper, gue pengen bisa buat harian,” sebut builder pecinta Suzuki ini.

Nah urusan bodi, Bram dan tim BK membuatkan satu set bodywork berupa tangki bensin, alas jok, sepatbor depan dan belakang, side panel serta electrical box dari pelat galvanis setebal 1,2 mm.

Tangki bensin kini kapasitasn­ya menyusut jadi hanya sekitar 6 liter saja. Pada tangki ada gambar tengkorak yang ternyata berasal dari gantungan kunci si owner motor.

“Karena motor enggak banyak

gimmick, coloring sama pattern, akhirnya diputuskan digambar tengkorak. Sekaligus ingin mengeluark­an sisi rebelnya,” ujar Bram.

Dengan biaya sekitar Rp 40 juta dan pengerjaan selama 2-3 bulan, Skinny Chopper ini akhirnya kembali ke pelukan Ridwan. Hasilnya keren dan proporsion­al! Mengutip kata-kata Bram, “It’s all

about ciri khas, kalau membangun motor harus sesuai dengan tema bengkelnya,” dan motor ini adalah sebuah chopper dengan identitas Batakastem.

Bravo! • Rangga

 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia