KALEIDOSKOP ANEKA RONA
“Semua orang adalah artis, sama ada ia sudah diekspresikan sepenuhnya. Mahupun sedang saat diterjemahkan atau masih belum diluahkan sama sekali,” kata pengasas MORPHOSIS, Jean-Francois Jadin.
Mulanya kembara seni sebagai pengumpul seni, artis asal Belgium yang berpangkalan di Malaysia senantiasa menghargai seni. Jean-Francois Jadin mengambil peluang untuk mencabangkan minatnya dalam lapangan seni halus sepanjang berkurung di rumah saat pandemik melanda. Biarpun hanya baru tiga tahun menapak dalam lapangan seni ini, Jean-Francois telah mengolahkan hampir 140 karya seni. Lantas, berpeluang untuk menjual lebih 50 karya daripadanya. Ternyata seni itu subjektif kerana buat seorang individu yang tidak berkebolehan untuk melukis, Jean-Francois kini sukses mempertaruhkan impresi kreatifnya. Para pengumpul seni ciptaannya bukan saja tertumpu di Malaysia, malah di Singapura, Thailand, Filipina serta Belgium dan Belanda.
Berkesempatan untuk mengadakan pameran solo pertamanya sedang pandemik baru menular, pameran terbarunya dibentangkan di Malaysia Art Ecosystem Festival (MAEF). Di mana, merupakan program yang julung-julung kalinya diadakan oleh Balai Seni Negara, pada awal Disember lalu. Festival seni yang berlangsung di World Trade Center Kuala Lumpur ini mengumpulkan para penggiat seni yang berkecimpung dalam ekosistem seni visual negara. Karya seninya turut membintangi pameran seni Arte@PavilionKL. Menekuni kemahiran seni sendiri, Jean-Francois mempertaruhkan karya seni abstrak ekspresionisme dengan menggunakan medium cat akrilik yang direalisasikan ke atas kanvas. Namun bagi membentangkan koleksi terbarunya, JeanFrancois membentangkan siri karya seni 3D dinamai ‘Bird’s Nest’ yang diolah dalam media campuran yakni pada kulit telur burung unta. Ekspresi seni artistiknya membayangi palitan spektrum rona pelangi dengan teknik stroke yang membingkiskan kedamaian serta ketenangan saat mata memandang padanya. Tambahan pula, setiap karya seninya adalah ekspresi langsung coretan jiwanya tanpa sangsi. Jean-Francois sentiasa kagum dengan magis ekspresi diri dan betapa terapeutik saat mencoretkan idea kreatif. Ayuh menjamu mata bersama Galeri Seni Morphosis yang mengambil lokasi di Solaris Dutamas.