Puisi Minggu Ini
MENTAFSIR JANJI KITA
Bersih dan ikhlas pada sinar wajah anak moga kekal, membujuk rasa cinta dan rindu kita agar tandang menjadi kenangan sarat dalam mimpi dinihari.
Borneo Utara menyulam rasa pada bilah-bilah ingatan ketika sinar siang merakam biru air dan sisik waktu.
Ketika kau dan aku memimpin tangan mengutip cita-cita ke balang rasa dan janji pilihan sendiri. Phat Awang Deng Kota Kinabalu 6/6/2022
Berbagi Rasa Aneh
Dalam keheningan memacu lena, Satu suara tempik memecah malam, Kedengaran suara sumbang memanggil, Sungguh dalam jauh tersiar di Gua Otak, Bukankah DIA yang mengusik harimu? Apabila perlu, mencari-cari, Apabila senang, terlari-lari.
Setelah sesal sudah di penghujung, Kuhapuskan sebilangan nama, Yang dulunya, manis mulut, Mencipta nostalgia gunung bersama, Sesak harapan dalam benak, Namun, berjaya menikam belati, Saat aku mendaki dengan bersungguh.
Bukankah itu aneh?
Rasanya aneh ibarat muntah duri tajam, Tiada bimbang kurasakan, kenapa? Kerana rasa aneh sudah berbagi pada yang lain. Weyya.J 04/06/2022 Kg. Rukom Darat, Kudat.
KOTA KINABALU - suatu senja
Ku peluk seolah kita lama tidak bertemu, senja merah di hujung tanah membawaku pada kasih kita kala kau masih rindu rindu malu.
Alangkah damai lamunan kita, tanpa riuh yang meragut rakus suci perawan muda dari nafsu tangan siapa mencengkam keras pada suci wangi setiap lurah dan alir jiwa sendiri. Phat Awang Deng Kota Kinabalu 3/6/2022
Mencari Jiwa Yang Sesat
Aku sepi, mencari jiwa diri, Tersadai merata-rata,
Sesat Melayang di ufuk timur dan barat, Dalam kepayahan,
Aku tersedar melihat jiwa lama, Penuh dengan keriangan seri, Tetapi terlalu hiperbola,
Bila memikir jiwa bertemu jiwa,
Aku iri, melihat jiwa yang sesat, Bebas berlegar di alam sana,
Ya Tuhan, ampunkan daku,
Terlalai menyembah Engkau, Sedang jiwa tersesat,
Aku, meneteskan air mata, Memejamkan mata, berharap ianya mimpi, Barulah mulai mencari-Mu.
Jiwa bermonolog senyap,
Diriku belum bersedia di balai berlepas, Penuh dengan jiwa yang sesat, Kerana dosa menggunung belum terlunas. Weyya.J 05/06/2022 Pekan Sikuati, Kudat.
MERINDU KINABALU
Tiba malam yang berganti waktu, rembas bayu hujan
Jun ini membawa pulang aku, kerinduan perantau di bumi orang. Langit membumbung air dan bumi berkaca sendiri menjadi teduh suram perasaan sayu tatkala tiada mengerti sepi. Phat Awang Deng Kota Kinabalu 4/6/2022
Segumpal Kematangan
di sebalik wajah terpampang suram pilu dan kesal bila kuketahui detik bodoh yang bercambah tahun berganti tahun
di sebalik senyum tulus keibuan menegur diri kugumpal kesengihan kugumpal berontak yakni, menyemai ego membawa pilu di dada
belum mencapai usia yang sesuai ini tertanam segumpal matang menyedarkan bait-bait kata lalu membuka pintu samudera luas pemikiran
PUISI GURU YANG MENGAJAR ANAKKU
Menatap wajahmu aku rindu perjuanganmu tidak mengenal bukit dan lurah ku kagumi setiap yang disemaikan keringat yang tumpah, bertunjangkan pengorbanan yang tiada lara demi kesejahteraan anak-anak bangsa yang bakal kau tinggalkan
Biar pun api yang bawa tidak sebesar mana namun cahayanya akan menerangi di seluruh Nusantara perjuangan tidak menyerah kau dikerah, di arah, kau pasrah.
DEMI MASA
Demi masa sebelum mentari terbenam harimu tidak menunggu berlalu tanpa persinggahan setia memberi kata kenikmatan Kepada yang mencari kebenaran
Demi masa sebelum sinarnya kaku ada yang menutup jalan warnailah kalbu dengan nur keinsafan di titian wajah semakin usang
Demi masa sebelum warnanya menjadi kelam segeralah melangkah ke pohon yang daunnya merimbun rindu mengajak munajat bersama bersatu tempat perhentian kasih abadi Karya Mat Congo Kota Kinabalu