DestinAsian

Ide di balik Lifestyle Retreats?

-

Idenya tercetus akhir 2004 usai saya menuntaska­n masa dinas dua tahun sebagai General Manager The Bale di Nusa Dua. Properti ini berjalan baik dan saya menikmati hidup di Bali, tapi terasa ada sesuatu yang belum terpenuhi. Dalam trip solo di Surabaya, ide Lifestyle Retreats saya rumuskan usai menyepi selama tiga hari, kemudian saya luncurkan pada April 2005. Strategi menghadapi persaingan di Bali? Berpegang pada konsep dan keunikan dari tiap properti Lifestyle Retreats. Kami menekankan karakteris­tik masing-masing dan membedakan­nya dengan properti lain di Bali. Sebenarnya kami tengah mencari lokasi baru untuk properti di Ubud—proyek terakhir dalam portofolio kami di Bali, sebelum kemudian bersiap menatap lokasi lain di Nusantara. Airbnb menghadirk­an ancaman? Airbnb sebenarnya sudah lama berkiprah, tapi tidak pernah diformalka­n. Siapa yang tak pernah menginap di rumah teman? Menurut saya, kami harus fokus pada hal terbaik yang kami lakukan dan tak perlu khawatir berlebihan tentang orang lain. Bagi saya, tak ada masalah dengan Airbnb, selama secara legal propertiny­a terdaftar dan memberi kontribusi seperti pajak. Tren hotel di 2017? Destinasi andalan seperti Seminyak dan Nusa Dua akan terus memikat pasar yang variatif. Sementara konsumen yang telah matang dan wisatawan dunia akan mengidamka­n sesuatu yang lebih. Tidak harus luks, tapi fokus pada pengalaman. Saya melihat akan munculnya proyek atau aktivitas yang menekankan pada pengalaman, serta destinasi di luar radar. Gebrakan Lifestyle Retreats tahun ini? Kami siap meluncurka­n The Bale Phnom Penh di Kamboja pada 1 September—properti yang menandai ekspansi Lifestyle Retreats ke luar negeri. The Bale Phnom Penh akan menampilka­n hunian retret berisi 18 suite yang ditata menatap sungai. Desain menjadi unsur yang kian penting? Desain harus bercampur sempurna dengan konsep properti. Berdasarka­n pengalaman saya berkolabor­asi dengan arsitek terpandang semacam Kengo Kuma atau firma Snohetta, pengembang atau investor harus menaruh kepercayaa­n pada arsitek dalam mengekseku­si sebuah konsep. Kendala yang sering ditemui adalah bentrokan antara kreativita­s arsitek dan selera investor. Arsitek favorit? Grup Lifestyle Retreats berkolabor­asi dengan banyak arsitek terpandang untuk tiap propertiny­a. Beberapa favorit saya adalah Antony Liu dan Ferry Ridwan dari Studio TonTon yang mendesain The Bale; Patisandhi­ka Sidarta untuk The Bale Phnom Penh; serta Tan Hock Beng dari MAPS Design untuk proyek kami berikutnya di Vietnam. Momen personal terbaik di grup Lifestyle Retreats? Merayakan 10 tahun kelahiran perusahaan bersama investor dan pengembang melalui acara makan bersama di Jakarta. Saya berkesempa­tan mengucapka­n terima kasih atas dukungan dan persahabat­an mereka selama bertahun-tahun.

Newspapers in English

Newspapers from China