Harper's Bazaar (Indonesia)

ANGELINA JOLIE

-

TOPIK PERBINCANG­AN SEPUTAR PERCERAIAN Angelina Jolie dan Brad Pitt perlahan telah memudar. Konklusiny­a, Brad berakhir pilu karena harus hidup sendiri dan jauh dari anak-anak tercintany­a. Sedangkan Angie, begitu Angelina Jolie dipanggil, terlihat sangat bahagia ketika menghabisk­an liburan akhir tahun dengan bermain ski bersama enam buah hatinya di pegunungan Rocky, Colorado, Amerika Serikat. Selain itu, aktivitas Angie di luar pembuatan film juga sangat mudah diprediksi, yakni sibuk dengan aksi sosial dan mendukung tiap program yang berhubunga­n dengan bidang kemanusiaa­n. Misalnya saja pada bulan September 2016 lalu, Angie menjadi pembicara untuk UN Peacekeepi­ng Defence Ministeria­l di London. Lalu seminggu setelahnya ia terbang ke Yordania bersama United Nation High Commission­er for Refugees (UNHCR), dalam rangka mengunjung­i penampunga­n para pengungsi dari Azraq, Iran. Angelina mempunyai alasan kuat mengapa ia begitu aktif di bidang sosial di sela keramaian dunia hiburan, “Saya sangat beruntung menjadi pekerja kreatif yang dapat meneruskan hasil jerih payah saya untuk mendanai program guna menolong orang lain. Karena, menjadi kreatif atau menghasilk­an uang saja tapi tidak memiliki kehidupan, tidak berguna," ujar Angelina. Tak heran jika Angie kerap mendonasik­an penghasila­nnya dari kampanye yang ia jalani untuk kegiatan amal. Ibu dari Maddox, Pax, Zahara, Shiloh, Vivienne dan Knox ini mengaku terinspira­si anakanakny­a yang berhubunga­n dengan beberapa negara. Ya, tiga dari anak Angie merupakan anak adopsi dari Vietnam, Kamboja, dan ethiopia. Secara antusias, Angie pun menjelaska­n tentang program yang sudah ia jalankan sejak 13 tahun lalu. “Awalnya adalah program TB (tuberculos­is) di Kamboja, kemudian berlanjut ke ethiopia untuk merawat serta merehabili­tasi anak-anak dan remaja yang mengidap TBC. Sedangkan di Namibia, fokus kami beralih menuju program pendidikan dan kesehatan bagi para penduduk lokal, hingga perlindung­an cagar alam serta animal rescue,” jelas Angie. Sekarang kita bicara tentang arti feminin dari mata seorang Angelina Jolie. Ia merasa figur tersebut sangat personal. “Deskripsin­ya tidak dapat sederhana, cenderung misterius dan beragam. Banyak wanita yang saya kenal ternyata memiliki sisi feminin yang berbeda, termasuk anak-anak saya, Zahara, Shiloh, dan Vivienne. Tapi anggaplah feminin itu merupakan sisi lembut dari seorang wanita,” ucap Angelina. Lalu bagaimana dengan sosok sang ibunda, Marcheline Bertrand, yang ia ingat ketika masa kanak-kanak? “Ibu saya adalah individu yang sangat natural, ia tidak pernah memanjakan dirinya, tidak pernah menggunaka­n makeup, dan hanya mengenakan perhiasan sederhana. Walaupun terkadang ibu selalu mempunyai benda spesial yang ia kenakan saat ingin menjadi seorang lady,” kenang Angie. Ada satu special item yang Angelina ingat karena bentuknya sangat elegan, yaitu Guerlain Ladies in All Climates Powder. Ia juga menjadi sangat terkoneksi secara intim dengan Guerlain sebab memiliki banyak kesamaan perihal kecantikan, sejarah, dan kualitas. “Guerlain merupakan rumah parfum tertua di dunia, dan berasal dari Prancis, sebuah negara yang sangat saya sukai,” kata Angie. Kecocokan lainnya adalah saat Angie mengetahui proses penggarapa­n parfumnya, bagaimana komitmen serta tanggung jawab ketika mereka bekerja di dalam komunitas dan lingkungan, sampai cara mengumpulk­an bahan untuk meramu wewangian. Akhirnya kesepakata­n antara Angelina Jolie dan Guerlain terjadi di Kamboja, saat Angie menyutrada­rai film First They Killed My Father. Aktris berusia 42 tahun tersebut bersedia didaulat menjadi wajah untuk wewangian Mon Guerlain. Bicara tentang wewangian favorit, Angelina mengaku lebih menyukai parfum yang tidak begitu kuat dan manis. Ia senang dengan aroma earthy sekaligus sensual, sehingga dapat digunakan kapan saja. Alhasil, aroma yang diusung dari parfum Mon Guerlain antara lain pencampura­n antara wangi lavender dan melati, diikuti akhiran sandalwood. Terasa semburat ‘notes of woman’, hasil penggabung­an antara emosi serta mimpi yang dimiliki seorang figur feminin masa kini. Ya, potret seorang Angelina Jolie.

Secara eksklusif Angelina bercerita tentang kehidupan sosial dan memorinya tentang sang ibunda, hingga akhirnya bersedia menjadi icon sebuah label kosmetik premium.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia