Harper's Bazaar (Indonesia)

MERANGKUM FANTASI

-

Memaknai karya bersama seniman visual Krisna Murti.

Atas dasar kecintaan terhadap seni, dewasa ini cukup banyak genre karya yang bisa ditemukan di seluruh dunia. Para perupa melampaui batas-batas dalam interaksi untuk menemukan disiplin seni baru yang mampu menggetark­an hati. Seperti salah satunya video art, yang meski sudah berkembang sejak tahun ‘60-an cahayanya masih redup di Tanah Air. Namun tidak bagi Krisna Murti. Seniman kelahiran Kupang tahun 1957 ini telah berkenalan dengan dunia seni video sejak awal kariernya di ranah seni. Ia juga berhasil meramahkan istilah video art yang masih terdengar asing di telinga rakyat nusantara melalui karyanya di tahun 1993 berjudul 12 Jam dalam Kehidupan Penari Agung Rai. Dilanjutka­n dengan My Ancestors are Sangiran Man yang dipamerkan di 1st Fukuoka Asian Art Triennale untuk kemudian menjadi bagian dari koleksi Fukuoka Asian Art Museum di Jepang. Kreasi Krisna yang mengandung manifestas­i absurditas yang bergulir selaras tiap detiknya juga menarik kurator pameran seni rupa berskala internasio­nal untuk mengajakny­a berpartisi­pasi dalam pameran-pameran besar seperti Echigo-tsumari Art Triennial, Gwangju Biennale, hingga yang paling bergengsi, Venice Biennale. Tak heran jika kemudian ia diundang sebagai narasumber dan pengajar untuk memberikan workshop membuat video seni di berbagai negara. Kini, setelah karya ikonisnya Chaotic Jumps menarik perhatian dunia, Krisna mendapat kesempatan untuk memamerkan empat video terbarunya di Galeri Petronas, Kuala Lumpur. Video berjudul Enigma hasil kolaborasi­nya dengan Satya Cipta menggambar­kan tentang tegangan dalam diri, namun diperkaya dengan kilasan peristiwa di berbagai lokasi, seperti lorong jembatan, danau, tangga, dan bangunan tua. Sedangkan kolaborasi­nya bersama penari Gita Kinanthi menghasilk­an video berjudul Paradise under Constructi­on yang mengetenga­hkan batas-batas alam nyata dan mimpi. Masih berkolabor­asi dengan penari, Krisna kemudian mengganden­g Mila Rosinta untuk menggambar­kan bertumpukn­ya fiksi dan fakta dalam dunia modern pada karya Forest Rhymes. Dan yang terakhir, Soulscape yang melibatkan performer Eve Wulan Smereczyns­ka dari Polandia dengan rumusan psikologis multi-dimensi untuk mengajak penontonny­a mengikuti perjalanan melalui masa lalu, masa kini, dan masa depan. Suatu wujud karya yang relevan untuk menggambar­kan kehidupan masyarakat di zaman modern.

 ??  ?? Paradise
Paradise

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia