Harper's Bazaar (Indonesia)

PELEBURAN SENI & WAKTU

-

Saat seni bertemu waktu dan teknologi, kejutan selalu menjadi unsur utama presentasi­nya.

Ketika TAG Heuer memperkena­lkan nama Alec Monopoly, seorang seniman grafiti, sebagai brand ambassador-nya yang terbaru, TAG Heuer berhasil menangkap perhatian para penggemar jam tangan dan pencinta seni sekaligus. Alec merupakan seorang seniman asal Amerika Serikat, dikenal lewat karya grafitinya yang secara konsisten mengangkat isu ekonomi lewat tokoh seperti Monopoly Man dan Richie Rich. Dengan memilih Alec, TAG juga terus menunjukka­n intensinya untuk berdialog dengan para generasi millennial. Dalam rangka merayakan seni rupa dan musik, TAG Heuer dan Alec merayakan kolaborasi ini di berbagai kota di dunia, termasuk Jakarta di awal September lalu. Ratusan tamunya yang terdiri dari selebriti, media, serta pelanggan VIP TAG Heuer di Indonesia. Di samping live music, beragam kegiatan seperti foto digital yang artsy, grafiti digital, dan area tato, disiapkan untuk menghibur tamu yang datang. Dan sebuah pesta yang dihadiri oleh seorang seniman sebagai bintang utamanya tidaklah lengkap tanpa sebuah penampilan live painting. Malam itu, Alec terlihat menggambar langsung di atas kanvas dan sebuah topi Monopoly Man. Alec Monopoly turut melukis di atas sebuah jam tangan Carrera Heuer 01 yang dilelang untuk amal pada malam perayaan ini. Seluruh hasil lelang kemudian disumbangk­an ke Wecare.id, sebuah badan amal yang fokus kepada kesehatan masyarakat di daerah pedalaman. Sesaat sebelum para tamu undangan berdatanga­n, Alec Monopoly menyempatk­an diri untuk berbincang dengan Bazaar Indonesia seputar karier, penunjukan­nya sebagai brand ambassador, serta kejutan berikutnya dari kolaborasi ini. HARPER’S BAZAAR INDONESIA (HB): Mengapa memilih grafiti? ALEC MONOPOLY (AM): Saya tumbuh di New York, dan graffiti tagging bukanlah merupakan hal yang jarang. Saat sedang skateboard­ing keliling kota, saya sering menggambar grafiti tapi tidak berhubunga­n dengan seni. Ibu saya adalah seorang seniman dan saya sudah menggambar dan melukis sejak kecil. Tahun 2008 merupakan momen saat saya akhirnya keluar dari studio dan menggambar grafiti. HB: Apa yang terjadi saat itu? AM: Amerika sedang mengalami krisis ekonomi dan saat menonton beritanya di televisi, saya sedang bermain monopoli. Malam itu juga saya keluar ke jalanan dan mulai menggambar tokoh Monopoly Man di beberapa tempat. Gambargamb­ar ini masuk ke dalam sebuah majalah dan mulai mendapat perhatian. HB: Bagaimana karya Anda berkomunik­asi dengan penikmatny­a? AM: Bagi saya, begitu melihat Monopoly Man, maka beragam emosi akan muncul. Kenangan masa kecil, permainan keluarga favorit, pastinya akan memberikan kebahagiaa­n. Itu vibe saya. Saya ingin karya saya membawa kebahagiaa­n. HB: Apa yang membuat Anda ingin bergabung dengan TAG Heuer? AM: Saya menyukai TAG Heuer sejak saya masih kecil. Hal ini seperti sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Selain itu, saya juga mendapat kesempatan mendesain sebuah jam tangan bersama mereka. Namun, sebelum diumumkan saya tidak bisa bercerita banyak tentang jam ini. Saya benar-benar tidak sabar untuk menunjukka­nnya. HB: Apa yang dapat dinanti dari jam tangan desain Anda? AM: Warna-warni terang dan karakter yang menyenangk­an. Jika Anda penggemar karya saya, maka Anda akan menyukai jam tangan ini.

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia