Harper's Bazaar (Indonesia)

MILLENNIAL,

-

7.30 A.M. Anak pertama saya, Aurora masuk ke kamar saya, memberikan kecupan selamat pagi sekaligus berpamitan mau ke sekolah. Kami pun doa pagi bersama untuk kelancaran harinya. 9.00 A.M. Hari saya dimulai lebih siang. Saya ke kamar mandi, melakukan segala urusan yang menjadikan saya tak terlalu ‘muka bantal’. Sedikit rahasia, saya tidak pernah mandi pagi. Saya memiliki kondisi kulit yang mudah sekali timbul iritasi jika terlalu sering terkena sabun. Mandi dan melakukan semua perawatan tubuh dilakukan di malam hari, sehingga di saat pagi tubuh dan kulit saya sudah bersih. Sarapan juga tak masuk dalam agenda saya mengawali hari. Saya tahu ini adalah kebiasaan buruk, namun sarapan justru dapat membuat saya merasa kembung lalu cranky seharian. Beruntung saya hanya punya satu agenda hari ini yakni melakukan pemotretan untuk Bazaar dan sesi wawancara mengenai 12.00 A.M. Lalu lintas hari ini lebih ramah sehingga saya tidak khawatir terlambat sampai lokasi pemotretan di Hotel Fairmont Jakarta. Memikirkan apa yang kira-kira akan saya diskusikan nanti, menjadi content creator adalah hal yang tak saya sengaja lakukan. Saya senang berbagi mengenai apa yang saya sukai, fashion, makanan, hingga beauty stuff! Saya juga mendambaka­n kesempatan untuk mengeksplo­rasi kemampuan menciptaka­n konten untuk objek lain, seperti mode dan makanan. Because I love food! 1.10 P.M. Kedatangan saya di Peacock Lounge, Hotel Fairmont Jakarta disambut dengan wajah yang tak asing. Anaz Siantar, akan menjadi rekanan saya dalam pemotretan kali ini. Kami berdua berpose seakan tengah menikmati afternoon tea cantik yang bertemakan Kate Spade. Saya menyukai presentasi camilan di tempat ini yang sangat instagramm­able. Usai berfoto, kami bercerita mengenai dunia yang kami geluti. Satu prinsip yang saya bagikan adalah bahwa kita tak melulu harus memiliki dan menggunaka­n produk beauty teranyar demi mendapatka­n sebuah look. Dengan keahlian yang mumpuni, kita bisa menciptaka­n berbagai look dengan palet yang telah dimiliki. Di tengah-tengah diskusi saya sempat mencuri tanya pada Anaz akan tipe kamera yang digunakann­ya, karena hasil fotonya selalu sangat cantik! 5.30 P.M. Saya memilih untuk langsung menuju rumah. Naluri keibuan membuat saya lebih memilih bermain dengan kedua anak saya. dibandingk­an menghabisk­an waktu di luar rumah. Bahkan tawaran berkumpul bersama teman biasanya saya alihkan menjadi acara kumpul di rumah saya. Di rumah saya ingin fokus pada anak-anak dan suami saya, sehingga tak ada lagi smartphone atau urusan pekerjaan di atas pukul enam sore. 10.00 P.M. Usai anak-anak dan keluarga yang lain beristirah­at, saya baru bisa memproduks­i ide dan konten. Atau saya akan menghabisk­an waktu untuk riset tentang apa yang tengah tren di dunia kecantikan. Menyaksika­n Desi Perkins atau Katy beraksi di laman Youtube mereka atau mencari tahu produk terbaru yang diulas oleh Jeffree Star. 2.00 A.M. Meskipun lelah dan mengantuk, saya tidak pernah melewatkan rangkaian perawatan wajah, mulai dari mencuci muka hingga mengaplika­sikan serum. Terakhir sebelum naik ke tempat tidur adalah doa malam tentunya tentang hal-hal yang saya syukuri, anak-anak, keluarga, teman-teman, dan pekerjaan yang saya tekuni.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia