MERANGKUL IDENTITAS DIRI LEWAT SENI& FASHION
misi Harper’s Bazaar Indonesia, baik kerja sama dengan Martell. art X Fashion yang digelar di the Warehouse, plaza indonesia, menampilkan karya-karya 10 seniman yaitu dita gambiro, erwin Windu pranata, geugeut, lie Fhung, Maharani Mancanagara, nurrachmat Widyasena, Miranti Minggar, Sarita ibnoe, tiarma Sirait, dan yudi yudoyoko. Sesuai dengan konsep pameran, tampil pula tiga kreator fashion indonesia; obin Komara, Susanna perini, dan rinaldy a. yunardi dengan karya instalasi. edhi Sumadi, Managing Director pernod ricard indonesia, mengatakan bahwa indonesia adalah negara yang sangat besar yang memiliki banyak keragaman dan artis-artis berbakat di dunia seni, termasuk dalam seni kontemporer. Martell juga selalu konsisten dalam mendukung seni modern, tidak hanya di negara asalnya di prancis, tetapi juga di seluruh dunia termasuk indonesia. Martell telah berkolaborasi dengan banyak kurator seni dan seniman di beberapa pameran seni kontemporer yang digelar di galeri seni, restoran, toko furnitur, hotel, dan banyak lagi. pameran berjudul What You Wear Is (Not) What You Are, You Are Not What You Wear yang berlangsung selama seminggu pada akhir november lalu ini, dikuratori oleh rifky effendy. Catatan kuratorialnya menyebut pakaian sebagai kebutuhan yang mendasar dalam peradaban manusia. dari cara berpakaian, kita bisa meninjau perkembangan suatu masyarakat dan bangsa dalam nilai sosial, budaya, dan ekonomi. Fashion dan seni kontemporer, menjadi kegiatan seni budaya yang merefleksikan berbagai pencarian estetik. para seniman menerjemahkan konsep art X Fashion, What You Wear Is (Not) What You Are… melalui perspektif yang berbedabeda. lie Fhung dengan karyanya Veil/reveal II ingin membuka mata tentang tuntutan berpakaian bagi wanita. tuntutan yang datang dari budaya patriarkal sering kali bertentangan. Mereka menuntut wanita untuk menutupi tubuh, namun sering pula ada tuntutan bagi wanita untuk mengekspos tubuhnya. Sang seniman menyimpulkan, bahwa tuntutan pada wanita tentang bagaimana seharusnya atau tidak seharusnya ia berpakaian telah melanggar hak moral perempuan terhadap tubuh mereka sendiri. Karyanya berwujud gaun sangkar dari tenunan logam yang halus, mengekspresikan dikotomi kompleks pada cara berpakaian perempuan. Miranti Minggar melalui karyanya yang tampil dalam pameran ini, The Mirror I & II (Queen of Club) playing card series juga yang melatari Bazaar menyambut