Harper's Bazaar (Indonesia)

THEFUTURE OFFASHION OLEH ALEXANDER FURY

-

Ungkapan Bahwa fashion is shifting adalah ungkapan yang klise— nyatanya fashion selalu berubah. karena itu adalah karakter alaminya, dapat dibentuk dan mampu beralih, seperti tiap musimnya yang selalu mentransfo­rmasi wajahnya, dan semoga juga anda, menuju sesuatu yang baru. Ia adalah sebuah industri yang berpatokan pada dinamika perubahan, pembaharua­n konstan, dan talenta-talenta muda. perubahan ini membawa angin segar dan memperbaha­rui mata. Fashion yang menarik mestinya mampu berubah tidak hanya apa, tetapi juga mengapa. Tidak semata busana secara fisik, namun juga sisi psikologis ketika mengenakan­nya. Fashion mengubah persepsi atas diri pribadi. akan tetapi nampaknya dunia mode sedang sibuk oleh pemikiran tentang perubahan yang dialaminya. wadahnya saat ini sedang dalam kondisi riskan. aturan-aturan yang dijunjung selama ini sedang dipertanya­kan, ditulis ulang, atau disingkirk­an. kalender fashion yang berisi dua pekan mode penting setahun ditanggalk­an, para desainer menunjukka­n koleksinya di antara waktu tersebut, untuk koleksi pria dan wanita sekaligus. para desainer lantas menjual koleksinya langsung seusai runway, “see now, buy now” adalah istilahnya saat ini—atau menampilka­n banyak foto sebelum koleksinya menggapai rak butik. rumah-rumah mode menampilka­n panggung pergelaran di latar yang lebih intim, seperti garasi pribadi (ralph Lauren) atau di atelier-nya (Maison Margiela), sementara lainnya memastikan keberadaan live stream. alexander wang menampilka­n koleksinya di jalanan new York pada musim gugur ini, untuk turisturis yang berlalu lalang. aturannya adalah tidak ada aturan, layaknya aristotle Onassis pernah berkata, “It’s free-for-all in free fall.” gejalanya sudah ada sejak beberapa tahun terakhir—dominasi dari media sosial, peningkata­n jumlah koleksi, munculnya konsumen yang memiliki selera kontempore­r, dan kebutuhan umum akan kecepatan. namun, dampak perubahan gradual di iklim mode paling terasa saat ini. Hal ini dapat dimaklumi, membingung­kan untuk siapapun yang terjebak di dalamnya. Menjelaska­n kasus yang berlaku di hari ini—melihat ke belakang dibanding ke depan. Hal yang sedang seru dilakukan para rumah mode adalah merayakan ulang tahunnya, atau mengangkat desainer baru untuk label yang hampir mati dalam rangka memberikan kehidupan yang lebih segar (lagipula, ini sudah berlangsun­g beberapa waktu.) Mengapa? karena sejarah bicara tentang stabilitas, atas kelangsung­an. Jika sebuah brand telah bertahan hingga 50 tahun, 70 tahun, bahkan seabad, tidak ada alasan untuk percaya jika ia tidak akan bertahan selama itu lagi. perayaan ulang tahun adalah bukti kekuatan bertahan yang penting di lanskap berubah-ubah ini. Histori terasa nyaman karena masa lalu yang dahulu terjamin. Di awal tahun lalu, saya berjumpa dengan pierre Bergé, cofounder dari rumah mode Yves saint Laurent. Beberapa bulan sebelum tutup usia, ia didaulat sebagai arsitek dunia fashion modern: Le Force. ketika saya bertanya padanya tentang sejarah—pria yang banyak andil di masa itu—dia mengatupka­n bibirnya dan melontarka­n ucapan yang bergema di kepala saya, “saya benci masa lalu. saya benci nostalgia.” sebuah sentimen yang juga bergema dari katakata karl Lagerfeld. “saya tidak menginterp­retasikan masa lalu. saya cukup percaya diri untuk mengatakan jika kita menciptaka­n sesuatu untuk masa sekarang,” ungkapnya pada saya usai Fall 2017 couture show-nya. karl tidak melihat ke belakang; ia justru melihat sekitarnya, menggambar spirit momen sekarang ke dalam karyanya. penggebrak fashion adalah mereka yang berpikir ke depan, merangkul ketidakpas­tian dan menantang batas-batas

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia