MONUMENTAL DEBUT SEBUAH FENOMENA ISTIMEWA PERSEMBAHAN HEAVEN TANUDIREDJA DARI KOLEKSI BUSANA PERDANANYA DI IBU KOTA.
Karakter anggun bersama iringan siluet puitis seketika menyeruak di presentasi mode bertajuk Collection One. Para model satu per satu menderap lincah dalam nuansa prestisius dan detail memesona, memeragakan visi Heaven Tanudiredja yang terpaut pada kisah perjalanan kariernya sebagai seorang desainer. Setelah meraup sukses lewat sejumlah karya prestisius ketika bekerja di rumah mode Christian Dior Couture arahan John Galliano, Dries Van Noten, dan desainer internasional lainnya, pada tahun 2009 ia mendirikan label perhiasan bergaya sculptural dan dijual di beberapa butik luks, seperti 10 Corso Como Milano. Kini, saatnya ia menyuguhkan koleksi busana. Antwerp dan Paris menjejalinya dengan pesona Oriental. Mulai dari obsesi John Galliano terhadap Orientalism sampai eksotisme seni budaya Timur di sekeliling Dries, seperti jamuan keindahan di mata sang perancang. Lalu eksplorasi akan ornamen vintage dan elemen istimewa di pertengahan November tahun lalu membawanya untuk berlanjut pada tahap proses pengolahan kain di bulan Desember, dan akhirnya siap dipresentasikan pada pertengahan Februari kemarin. Tangan dingin Heaven melahirkan gelora luks dan definisi keanggunan sesungguhnya. Ia membayangkan sebuah imaji brilian lewat perkawinan material-material yang bersifat kontradiktif. Teknik craftmanship adibusana dituangkannya pada gabungan bahan PVC Italia yang lembut dan handmade jacquard dari Kyoto, Italian felt wool dengan linen renda dari Belgia yang bercampur paper cotton, ataupun trench coat katun Jepang bersama kain sutra sifon asal Italia. Selain itu, sematan feather, dominasi cut-out, bordir bergaya Oriental, turut hadir memperkaya potongan-potongan busana kontemporer ini. “Setiap busana ditafsirkan dengan cara saya sendiri, cara saya menyukai sang busana bergerak atau bertekstur,” ujarnya.