10 Tahun Seni untuk Semua
Perhelatan art fair terbesar di Indonesia, Art Jakarta, telah menginjak tahun kesepuluh. Kemajuan dan perubahan terus dialami, namun masih dengan tujuan memasukkan seni ke dalam berbagai lini gaya hidup. Oleh Febe R. Siahaan
Bagi Anda yang belum pernah hadir di Art Jakarta, mungkin ini adalah saat terbaik untuk memulainya. Dan bagi mereka yang tidak pernah melewatkannya, tahun ini pun akan memberikan pengalaman yang berbeda. Acara ini digelar pada tanggal 2 – 5 Agustus 2018 di ballroom Ritz-carlton Jakarta, Pacific Place, dan didukung oleh BEKRAF, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Lancôme. Perhelatan art fair terbesar di Indonesia ini, yang dulu dikenal dengan nama Bazaar Art Jakarta dan sejak tahun lalu berubah nama menjadi Art Jakarta, adalah salah satu benchmark perkembangan seni modern dan kontemporer di Indonesia, bahkan juga dunia. Sejak keikutsertaan galeri-galeri seni internasional tahun 2011, karya-karya seniman manca negara yang dipamerkan ikut menunjukkan perkembangan seni modern dan kontemporer di dunia. Selain itu penikmat seni seperti mendapat privilege baru, yaitu bisa menyaksikan langsung karya-karya seniman terkemuka dunia, mulai dari Yayoi Kusama (pertama kali dibawa oleh galeri Ota Fine Arts), Murakami, hingga Kongo. Tahun ini, salah satu seniman ternama yang menjadi highlight adalah Fernando Botero. Lukisan dan patung karya seniman asal Kolombia ini dibawa oleh Galeria El Museo yang berpusat di Bogota. Ada banyak kolektor Indonesia yang memiliki lukisan dan patung karya Botero, dan lewat Art Jakarta 2018 ini Anda bisa menilai sendiri mengapa karyanya begitu digemari. Karya lainnya yang layak mendapat perhatian adalah dari 10 seniman Jepang yang dibawa oleh Edwin's Gallery. Karya yang menggunakan berbagai media ini juga akan menunjukkan perkembangan terkini seni rupa di Negeri Matahari Terbit. Dari sisi acara, para pengunjung dapat menikmati seni pertunjukan dalam media yang berbeda-beda. Dua performance art yang tampil di Art Jakarta 2018 adalah tarian Pasar Purnama yang dibawakan oleh Sasikirana Dancelab, dan puppet theater berjudul Natuh yang dibawakan oleh Flying Balloons. Kedua pertunjukan ini dipersembahkan oleh Bakti Budaya Djarum Foundation. Pengalaman seni rupa yang juga sayang untuk dilewatkan adalah menyaksikan (dan mengikuti) art charity auction. Lelang seni adalah sebuah pertunjukan dalam bentuk dan dimensi tersendiri, sangat menarik untuk disimak dan terkadang menegangkan. Dibawakan oleh auctioneer senior di Indonesia, Deborah Iskandar, acara ini merupakan entertainment sekaligus edukasi untuk mempelajari bagaimana seseorang menilai sebuah karya seni untuk dirinya. Karya seni yang akan dilelang adalah 10 karpet yang didesain oleh 10 seniman dan dibuat oleh Mohoi, serta kulkas Modena yang dilukis oleh tiga seniman. Sepuluh seniman untuk desain karpet tersebut adalah Aditya Novali, Hendra ‘Hehe’ Harsono, Radi Arwinda, indiguerilas, Bambang Toko, Wedhar Riyadi, Mujahidin Nurrahman, Abenk Alter, Darbotz, dan Roby Dwi Antono. Sedangkan
tiga seniman untuk kulkas Modena adalah Indra Dodi, Darbotz dan Naufal Abshar. Hasil dari art charity auction ini akan disumbangkan kepada Yayasan Mitra Museum Jakarta. Bicara tentang charity, ada satu acara lagi yang juga akan memberi Anda kesempatan untuk berpartisipasi menjadi filantropi lewat seni. Di perhelatan Art Jakarta 2018 ini dijual perangkat makan dari porselen yang diproduksi oleh ZEN Fine table yang bergambar lukisan dari lima seniman, yaitu Ronald Apriyan, Iabadiou Piko, Arief Rachman, Aqil Prabowo dan Soni Irawan. Hasil penjualan dari tableware yang artsy ini akan disumbangkan kepada Yayasan Jantung Indonesia. Keseluruhan acara Art Jakarta 2018 memang dimaksudkan tidak hanya untuk mempertunjukan karya seni, tapi juga memberi pengetahuan dan wawasan baru tentangnya. Lewat berbagai tema Creative Talk pengunjung juga dibawa masuk ke dalam berbagai media yang sedang berkembang saat ini. Hal ini menjadikan Art Jakarta selalu relevan dengan perkembangan seni modern dan kontemporer, sehingga tidak heran bila kehadirannya selalu ditunggu oleh para penikmat dan penggemar seni di Indonesia.