WHEN FASHION AND FOOD ALLIED
Untuk ke-15 kalinya, Jakarta Fashion & Food Festival kembali digelar untuk mengapresiasi geliat mode Tanah Air sambil menikmati deret kuliner Nusantara yang begitu khas.
Pada tanggal 5 April hingga 6 Mei 2018 silam, salah satu event paling akbar, Jakarta Fashion & Food Festival ( JFFF), sukses diadakan lagi di Summarecon Kelapa Gading. Tujuannya tentu sederhana, yaitu untuk memanjakan lidah para pencinta kudapan Indonesia sekaligus mengapresiasi karya anak negeri yang berkaitan dengan rancang busana.
“Untuk kelimabelas kalinya JFFF masih konsisten dengan visi mengangkat citra, harkat, dan martabat Bangsa Indonesia di kancah internasional melalui sektor industri kreatif berbasis budaya. Kehadirannya telah menjadi sebuah program yang konsisten untuk terus melestarikan serta mengembangkan nilai kultur dan kekuatan perekonomian Indonesia
melalui industri mode dan kuliner,” ungkap Soegianto Nagaria selaku Chairman JFFF.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, label produk dalam negeri yang diperagakan pun tak main-main. Sebut saja koleksi dari LAKON Indonesia yang kian disemarakkan oleh show karya-karya indah dari 28 perancang kenamaan antara lain Albert Yanuar, Yosafat Dwi Kurniawan, Jenahara, Marga Alam, Mayaratih, Happa by Mel Ahyar, hingga Eddy Betty yang secara khusus menghadirkan model kebaya bertema “Kinasih” pada malam puncak JFFF di mana didukung oleh kainkain produksi Batik Sida Mukti. Ada pula tiga label terkemuka yaitu Parang Kencana, Batik Danar Hadi, dan Galeri Batik Jawa yang ikut meramaikan.
Untuk bagian food festival, ada lebih dari 200
menu tradisional yang bisa ditemui di Kampoeng Tempo Doeloe. Selain itu, setelah tahun lalu sukses dengan Kompetisi Mie Warisan Nusantara, maka tahun ini perlombaan memasak lebih difokuskan dalam mengangkat
Soto Nusantara yang sekaligus mendukung program Bekraf dalam mempromosikan Soto bertajuk “A Spoonful of Indonesian Warmth” ke mancanegara.
Dibuka langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya dan Ketua Bekraf RI, Triawan Munaf, acara ini jadi makin bergengsi sebab tidak hanya berperan dalam mempromosikan seni dan tradisi warisan Ibu Pertiwi, melainkan pula turut memotivasi kaum Millenial untuk mengembangkan kreativitas bersifat culture based agar identitas bangsa kian menguat.