Stalker Akut vs Stalker Kepo
Walaupun semua jenis stalking sebenarnya tidak aman, perlu dibedakan jenis stalker kepo dan yang akut. Khususnya jika kita hidup di era digital yang sangat dekat dengan media sosial. Contohnya, Anda tengah dekat dengan seorang lakilaki yang baru dikenal. Mungkin rasanya sudah tak aneh jika Anda mengobservasi akun Instagram atau Facebook-nya demi mencari tahu informasi yang lebih lengkap. Inilah yang bisa disebut dengan istilah ‘Stalker Kepo’. Namun, berbeda jika Anda melakukannya terus-menerus apalagi jika ternyata hubungan tersebut tak berjalan lebih lanjut. Bahkan Anda memutuskan untuk ‘muncul tiba-tiba’ di beberapa tempat kesayangannya. Ini bisa menjadi tanda bahwa Anda mulai menjelma menjadi seorang ‘Stalker Akut’.
Ciri-ciri Stalker Akut
• Selalu membuka akun media sosial target, bahkan teman dan kerabat dekat orang tersebut juga bisa jadi korban si stalker.
• Membuat ‘kebetulan’ seolah stalker dan target tak sengaja bertemu.
• Sibuk mencari tahu keadaan target dengan mengirim pesan atau meneleponnya.
• Merasa apa yang disukai target, juga patut disukai si stalker.
• Merasa cemburu saat target memberikan perhatian lebih pada orang lain meski orang tersebut adalah keluarganya.
• Rela melakukan segala cara demi mendapatkan perhatiannya, misalnya pura-pura sakit.
• Tahu apa yang menjadi kebiasaan target, seperti apa yang ia lakukan saat bangun tidur.
• Gelisah jika tak melihat update target di akun media sosialnya.
• Mengirimkan barang atau hadiah berkali-kali.
• Rela menunggu target di rumah atau tempat kerjanya.
Bahaya Stalking Akut
Seorang stalker akan terus mencoba mengejar targetnya. Jika perilaku ini dibiarkan, ia akan semakin terjebak dalam pikirannya sendiri sehingga penghubung realitanya pun kian menjauh. Menurut Inez, bukannya tidak mungkin bagi stalker untuk bisa melakukan kekerasan fisik pada korban. Contohnya seperti kasus Hugh Jackman di atas.