SEXY IN AND OUT
Inovasi baru pakaian dalam La Senza.
“Hypecyclus”, sebuah kolaborasi dengan Indieguerillas (2017); “Perjalanan” (2017), “Tirakat” (2017), “Persimpangan” (2018), “Tepian” (2019), dan “Murakabi” (2019).
Koleksi “Sewindu Bercerita” merangkum delapan tahun karir Lulu dalam 70 looks. Seluruh looks menggunakan motif-motif lurik dan batik yang telah Lulu ciptakan, seperti Baur Rupa, Duka Luruh, dan Langit Senja. Ya, setiap motif lurik maupun batik yang diciptakannya selalu ia beri nama yang sarat makna. Lulu kerap melempar ide kepada teman-teman terdekatnya untuk ikut menyumbang nama bagi ‘bayi’ lurik dan batik yang dilahirkan.
Seluruh perca (bahan sisa pakai) dari lurik dan batik yang telah dipakai Lulu selama delapan tahun karirnya, dijalin kembali menjadi sebuah karya baru nan indah dan penuh cerita. “Dalam Sewindu Bercerita, saya mengolah perca lurik dan batik yang tidak pernah saya buang dan saya kumpulkan selama delapan tahun. Perca lurik dan batik dipotong kemudian ditenun kembali dengan benang pakan dan lungsi, yang dikerjakan tangan dalam proses menenun ATBM (alat tenun bukan mesin).”
Selain fashion show, Lulu Lutfi Labibi juga menyelenggarakan pameran karya dengan art director Santi Indieguerrillas. Pameran berlangsung di JNM (Jogja National Museum) dari tanggal 15 – 20 September 2019 lalu. Medium pameran dipilih untuk meruangkan karyakarya Lulu selama delapan tahun yang dibagi ke tiap ruangan di lantai pertama museum tersebut. Kolaborasi dengan Indieguerrillas sendiri pertama kali dijalin pada tahun 2015 dalam karya “Petruk Jadi Supermodel” yang dipamerkan di ARTJOG 2015.
Dari ruang ke ruang, pameran disajikan dalam berbagai bentuk dan media. Ada film pendek yang diputar lewat proyektor ke dinding, bentangan kain panjang membelah ruang yang masih menyangkut pada alat tenun, beberapa display koleksi dengan masing-masing lurik bernama, pameran foto, serta infografis perjalanan Lulu selama delapan tahun. Cerita yang ingin dibagi oleh sang desainer pun tervisualisasi secara apik. “Buat saya, menyatukan perca adalah cara menenun kenangan menjadi gulungan kain agar bisa saya bagi kepada semua orang yang memakainya.”