BERNYAWA KEMBALI
Terbengkalai lebih dari 20 tahun, perumahan milik Negara ini akhirnya dihidupkan lagi jadi sesuatu yang lebih vibran.
Creative space terbaru di Jakarta.
The Block
M Bloc Space namanya. Terletak dekat dengan Blok M Plaza, gedung Kejaksaan Agung, dan Taman Wisata Martha Tiahahu, Creative Hub yang baru saja diresmikan pada 26 September ini nampaknya tak perlu waktu lama untuk lekas jadi pusat perhatian. Sebelumnya, bangunan ini merupakan komplek yang diperuntukkan bagi karyawan Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri). Dibangun pada tahun 50an, gedung berikut jelas punya arsitektur ala Belanda yang khas. Inilah yang ingin dipertahankan oleh Jacob Gatot Sura, arsitek yang ikut membangun M Bloc bersama dengan lima orang lainnya.
“Awalnya Peruri ingin jadikan lokasi ini sebagai super block. Artinya, bongkar semua dan alihfungsikan lahan sebagai mal, apartemen, atau kantor. Wah, saya pikir sayang sekali karena aset seperti ini harus dipertahankan mengingat keberadaan rumah tua di kawasan
Kebayoran sudah hampir tiada. Di situlah akhirnya kami usulkan untuk dibuat arena kreatif saja dengan tetap menjaga keaslian konstruksi,” ungkapnya.
The Team
Untuk merealisasikan ide ini ada lima orang yang terlibat, yaitu Jacob Gatot Sura sebagai arsitek, Handoko Hendroyono (brand activist dan content creator) Glenn Fredly (public relation dan brand ambassador) Wendi Putranto (scene expertise dan punya link luas di music circle) Lance Mengong (sutradara), dan Mario Sugianto (finance ). “Kami membentuk tim dengan persona profesional dan latar belakang beragam agar proyek ini bisa sustainable dan mampu merepresentasi industri kreatif secara keseluruhan. Seperti pernyataan dari Bekraf bahwa industri ini terdiri
dari 16 subsektor yang di antaranya adalah arsitektur, kuliner, fashion, produk, film, dan interior, maka M Bloc setidaknya punya beberapa yang termaktub. Ini yang akhirnya membuat kami yakin bahwa tempat ini bisa jadi mini showcase atas creative industry di Indonesia,” tambah arsitek yang berhasil membangun Uma Seminyak di Bali dan ingin membawa konsep yang sama ke ibu kota.
The Design
Salah satu yang paling menarik dari tempat ini adalah tampilan retro yang sengaja dieksekusi agar tahun dibangunnya gedung, dekorasi, dan interior bisa tetap selaras dan orisinil. “Fasad dan bentuk asli tak boleh diubah. Tapi untuk identitas tenant, boleh ada penambahan warna, aksen, kanopi, dan lain sebagainya,” tambah Jacob. Benar saja, begitu kami masuk, suasana nostalgia langsung terasa. Lantainya masih asli, pembagian ruang amat oldies tapi compact, teralisnya berbentuk wajik khas hunian tahun itu, hingga plafon yang tinggi, menjadikan tempat berlantai dua ini makin cantik dan menarik.
Tenants
Ada 17 tenants yang tergabung, mulai dari warung makan, kedai
gelato, bar, hingga klinik kecantikan. Datanglah sore hari atau justru malam untuk menikmati suasana terbaiknya.
The Meaning
Banyak yang menyangka, nama M Bloc diambil dari lokasinya yang bertempat di Blok M. Namun, huruf M ini ternyata merepresentasikan lima poin utama, yaitu Millenials, Money, Music, Makers, dan Movement. Pertama, Millenials melambangkan generasi masa kini yang sedang berperan penting dalam kehidupan. Kedua, Money menandakan bahwa area ini adalah milik Peruri yang bergerak di bidang percetakan uang. Ketiga,
Music adalah core activity dari M Bloc yang membuatnya bernapas. Keempat, Makers yaitu tempat berkumpulnya para crafters. Terakhir, Movement adalah konsep yang sedang diterapkan untuk membuat perubahan.
The Movement
Pertama, seluruh tenant harus punya prinsip eco-friendly. Kedua, Anda juga tak akan menemukan tempat parkir sebab lahan yang tersedia sengaja didedikasikan sebagai ruang publik. Hal ini pun dilakukan untuk membiasakan publik menggunakan transportasi umum. Ketiga, tak perlu bawa uang kertas karena semua pembayaran sifatnya cashless dengan kartu debit, kredit, atau aplikasi Linkaja. So, selamat
jalan-jalan di Blok M!