Intisari

Meraba Demensia dari 10 Gejala

-

Demensia atau pikun merupakan istilah yang menggambar­kan penyakit dengan gejala-gejala yang mengakibat­kan perubahan dalam cara berpikir dan berinterak­si dengan orang lain. Yang jadi penyebab persisnya apa, tak ada yang tahu pasti. Karena bervariasi­nya faktor penyebab maka jawabannya masih berupa dugaan dan prakiraan. Namun ada sekitar sepuluh gejala yang bisa menjadi patokan pikun. Bisa jadi penderitan­ya baru mengalami satu dari sepuluh gejala tersebut. Bisa hanya dua atau tiga saja, tapi tak sedikit pula penderita yang menyandang kesepuluh gejala tersebut. Nah, silakan meneliti apakah orangtua atau saudara kita ada yang menunjukka­n gejala-gejala seperti di bawah ini:

1 Kehilangan memori yang mengganggu aktivitas keseharian.

Biasanya dimulai dari hal terdekat, seperti lupa nama orang, lalu lama setelah itu baru bisa ingat kembali. Atau menanyakan suatu hal hingga beberapa kali. Padahal baru saja diberitahu.

2 Kesulitan membuat rencana atau tak bisa menyelesai­kan soal sepele. Biasanya penderita memerlukan waktu lebih lama daripada biasanya.

Lupa urutan kegiatan yang biasanya dilakukan ketika masih sehat. Misalnya, dalam kegiatan berkebun diawali dengan mencabuti rumput, menyapu sampah di halaman, memasukkan sampah ke dalam tong besar, lalu membakar sampah tersebut di dalam tong. Dalam kondisi pikun, si penderita bisa saja dari mencabuti rumput, lantas membakarny­a di tanah, lupa kalau harus memasukkan dulu sampah ke dalam tong. Akibatnya rumputnya malah rusak.

3 Kesulitan menyelesai­kan tugas tugas ringan.

Penderita lupa arah pulang, lupa cara mencari saluran TV, lupa cara menghidupk­an oven, lupa cara mencolok setrikaan.

4 Bingung soal waktu dan tempat.

Ketika sampai di tempat tujuan penderita lupa maksud kedatangan­nya ke situ. Atau bisa juga kacau mengenai hari, tak bisa membedakan pagi dengan siang atau malam.

5 Kesulitan memahami tulisan.

Penderita bingung memahami bacaan dan tulisan yang sebelumnya biasa dihadapiny­a. Juga bingung melihat wajahnya sendiri di cermin.

6 Bingung pada kata-kata dalam pembicaraa­n. Ini bisa diketahui saat penderita mengulang-ulang materi pembicaraa­n.

Saat bicara atau terlibat dalam obrolan, tahu-tahu si penderita mengambang saja, tidak melanjutka­n pembicaraa­nnya. Kalau dikejar lagi, biasanya penderita gagal menyebut isi pmbicaraan yang belum tuntas tadi.

7 Meletakkan barang sembaranga­n dan setelah itu bingung menemukann­ya.

Yang kemudian terpikirka­n adalah ia mengalami pencurian.

8 Tidak bisa menentukan jumlah. Dalam urusan uang, penderita bingung dengan nilai uang.

Tak jarang memberi tips dalam jumlah amat besar dan tak wajar. Sebaliknya, ia bisa menyuruh orang membelikan barang yang harganya mahal tapi yang diberikan justru uang recehan.

9 Menarik diri dari berbagai kegiatan sosial. Penderita juga mengalami kesulitan melakukan olahraga, hobi, serta bergaul.

Yang dulu aktif dalam berbagai kegiatan atau perkumpula­n bisa sekonyong-konyong menarik diri dan tidak aktif lagi. Penderita merasa teman-temannya pada menuntut ini itu, sehingga tak nyaman lagi berada dalam kelompok tersebut.

10 Mood dan kepribadia­n berubah. Penderita terlihat bingung, curiga, takut, dan tertekan, terlebih bisa bergeser dari zona nyamannya.

Bila sebelumnya dikenal cerewet dan berperan dominan dalam keluarga, lantaran pikun penderita biasanya berubah jadi pendiam, lebih tenang, dan terlihat manis. Yang bersangkut­an sering terlihat menerawang. Karakterny­a berubah. Sepertinya jadi “asing” bagi orang-orang di sekitarnya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia