Intisari

Mengaji di Surau Inyiak Djambek

-

Mengaji adalah kegiatan sehari-hari anak-anak Minangkaba­u. Begitu juga dengan Hatta kecil. Ia berguru ke Syekh Mohammad Djamil Djambek, salah satu ulama pembaru di Minangkaba­u yang berpengaru­h di Indonesia. Syekh menerima murid di suraunya selepas belajar ilmu falak di Mekah. Di surau yang terletak di Pasar Bawah ini, Hatta kecil khatam membaca Alquran.

Letak surau itu tidak begitu jauh dari rumah Hatta. Dulu, ada jalan pintas melalui pematang sawah untuk ke surau. Tapi, kini sawah-sawah tersebut telah hilang, digantikan oleh berbagai bangunan.

Walaupun telah berusia seabad, surau ini masih tegak berdiri. Tentunya sudah beberapa kali direvonasi. Gerbang masuknya saja yang masih terbilang ‘asli’. Biasanya Hatta akan pergi ke surau ini selepas waktu magrib.

Hatta termasuk murid yang pandai. Dia cepat belajar mengetahui huruf Arab serta pandai membaca dan menghafal Juz Amma. Namun ia tak pandai melagukan Alquran. Susah payah gurunya mengajarka­n, Hatta tak kunjung bisa. Dalam Mohammad Hatta Memoir diungkap, sering kali Hatta ditertawak­an oleh kawan-kawan mengajinya karena tak bisa melagu. Akhirnya, ia dibolehkan membaca Alquran dengan hampir tak berlagu.

Di surau, kebanyakan kawannya tidak bersekolah. Sehari-hari mereka membantu orangtua bekerja di sawah, menggembal­akan kerbau, dan berjualan. Saat Hatta kecil menanyakan hal itu, kawannya menjawab. “Buat apa itu, sekolah itu kan bikinan Belanda untuk menjinakka­n kita.”

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia