Hatta pun Pernah Dihukum
Meski berbudi pekerti baik, bukan berarti Hatta kecil luput dari kesalahan. Di rumah kelahiran itu Hatta pernah menerima hukuman dari Pak Gaek. Tubuh Hatta diikat pada sebuah pohon di halaman rumah. Sebenarnya, hukuman itu hanya ingin menyadarkan Hatta. Tapi malang nasib bocah itu.
Pak Gaek ternyata lupa telah menghukum cucunya. Ia pun meninggalkan Hatta hingga siang hari. Padahal Hatta telah diikatnya dari pagi. Sebenarnya, ibu dan paman Hatta telah mencoba untuk melepaskan ikatannya. Tapi, Hatta menolak bantuan mereka. Ia berdalih, siapa yang mengikatnya, dia yang harus melepaskan talinya. Lalu, sang paman mencari Pak Gaek. ruangan ini akan menjadi area pertama yang dimasuki wisatawan bila berkunjung.
Ruangan kecil itulah yang menjadi ruangan kesukaan Hatta. Di sinilah ia menghabiskan waktunya dengan membaca buku atau belajar. Biasanya ia akan masuk ke ruangan ini usai mengaji atau pulang dari ELS.
Hatta kecil lebih banyak menghabiskan waktu di ELS dan surau. Di surau, biasanya ia akan mengaji sampai larut. Bahkan, tak jarang ia dan kawan-kawannya bermalam di sana. Ketika salat subuh, barulah ia pulang ke rumah. Kendati demikian, ia selalu menyempatkan ke ruang baca ini. Ruang ini telah menjadi saksi bisu kecintaan Hatta terhadap buku.
Ketika melanjutkan pendidikan ke Padang, ruang baca ini semakin jarang dimasukinya. “Waktu di Padang biasanya hanya dua minggu sekali pulang,” tutur Dessiwaty. Selama pulang itu Hatta berkumpul dengan keluarga dan menyiapkan bekal makanan untuk di Padang. Tapi, bila sepulangnya dari Padang, lagi-lagi ruangan inilah yang dicarinya.
Tak berlebihan memang jika kemudian Hatta dewasa sangat menyukai buku. Ruang kecil dengan pemandangan Gunung Marapi dan Singgalang telah menumbuhkan kecintaan Hatta terhadap buku.