“Keunikan dari PCIT adalah orangtua yang menjadi terapis utama bagi sang anak.”
psikolog mengobservasi dari ruangan lain melalui kaca satu arah ( one way mirror).
Psikolog akan memperhatikan bagaimana pola komunikasi dan interaksi antara orangtua dan anak. Penilaiannya didasarkan pada sejumlah aspek. Dengan begitu, maka akan terlihat berapa kali orangtua mengajukan pertanyaan, memberikan perintah, dan melakukan pujian terhadap anak. Nah, di ruangan one way mirror inilah Fauzan dan Ifah diobservasi.
Aspek yang diperhatikan dan perlu dikuasai oleh orangtua dalam PCIT dirangkum dalam prinsip PRIDE yang meliputi Praise, Reflection, Imitation, Description, dan Enjoy. Praise dimaksudkan agar orangtua selalu memberikan pujian kepada anak secara spesifik. Dengan pujian, maka anak akan memahami bahwa perilakunya benar dan akan terus mengulanginya. Hal ini juga meningkatkan harga diri anak. Misalnya, “Terima kasih sudah berbagi”; “Kamu menggambar pohon yang bagus”.
Reflection berarti orangtua perlu mengulang kembali apa yang diucapkan anak. Tentu saja untuk ucapan yang positif. Dengan begitu, maka anak akan merasa diterima dan dipahami. Misalnya, ketika anak mengatakan, “Aku menggambar bunga warna biru”, orangtua lalu mengulang ucapan anak, “Kamu menggambar bunga warna biru”.
Sementara, prinsip imitation mendorong orangtua untuk mengikuti apa yang sedang dilakukan anak. Ine mencontohkan, saat anak menyusun lego maka orangtua juga perlu menyusun lego misalnya dengan membuat menara. “Ini akan meningkatkan perilaku meniru anak terhadap apa yang dilakukan orangtua,” jelas pendiri Lembaga Psikologi Psycoach Human Integra tersebut.
Prinsip selanjutnya adalah description, dimaksudkan agar orangtua mendeskripsikan aktivitas anak. Terutama saat anak bermain namun tidak banyak menceritakan kisah permainan yang ia perankan. Ini akan membuat orangtua terlibat langsung dalam aktivitas anak, meningkatkan konsentrasi dan perilaku yang diharapkan pada anak. Misalnya, ketika anak membuat