Rajin ngubek-ubek
Sebagai personal shopper, Damar kebanyakan berbelanja barang terlebih dulu baru kemudian ditawarkan. Ia memang ingin memberi banyak pilihan ke pelanggannya. Apalagi ternyata memang banyak barang pilihan Damar yang tidak terpikir oleh para pelanggan. Cara ini juga membuat para pelanggan selalu tertarik dan tidak bosan. Tentu saja risikonya ada barang yang tidak laku, meski itu jarang terjadi.
Jika ada yang menitip beli barang, biasanya Damar akan menalanginya dulu. Kecuali kalau harganya mahal sekali, ia akan minta uang muka separuh harga. Andai pembeli batal melunasi, maka uang muka hangus. Kejadian semacam ini ternyata bisa terjadi akibat pembeli tidak bisa membayar sisanya atau tidak ada kabar lagi.
Salah satu tuntutan pekerjaannya, menurut Damar, adalah harus bisa menjual barang yang jarang ditawarkan orang lain. “Harus rajin ngubek-ngubek barang di tiap negara, Damar sendiri memiliki hobi jalan-jalan dan berbelanja di luar negeri.
ke toko-toko kecil,” ungkap pria yang memang hobinya berbelanja dan jalan-jalan ini. Saat ada di luar negeri, ia juga harus rajin menawarkan barang ke pelanggan-pelanggannya dengan langsung memotretnya.
Jepang menjadi tujuan belanja favorit karena banyak menyediakan barang-barang yang unik dan berkualitas. Damar sengaja fokus pada produk busana dengan pembelian terbanyak berupa sepatu. “Kalau keuntungan terbesar justru dari tas,” tutur Damar yang mengaku mengutip laba 30-40% dari harga barang.
Dalam berdagang, hitung-hitungan Damar cukup sederhana. Cukup memperhitungkan modal, biaya awal, hingga proyeksi untung yang didapat sebelum pergi berbelanja ke suatu negara. “Misalnya tas, untungnya itu harus bisa menutup biaya tiket dan hotel. Jadi barang-barang yang lain dapat menjadi untung kita.” Ia sendiri