Intisari

Disangka tuli

-

Maye Musk menyandang dua ijazah S2 di bidang nutrisi. Tapi ahli gizi ini punya pencaharia­n lain yang unik untuk wanita seusianya: menjadi model, yang ditekuniny­a sampai kini di usianya yang 68 tahun.

Maye lahir di Kanada, tapi dibesarkan di Afrika Selatan. Maye suka membaca dan sains. Tapi sejak masih gadis ia juga bekerja sebagai model, di agensi milik teman ibunya. Setelah lulus sebagai ahli gizi dari Universita­s Pretoria, dia menikah dengan Errol Musk.

Dalam waktu tiga tahun, ia melahirkan tiga anak. Kepada Fortune ia menuturkan sempat khawatir Elon tuli karena begitu pendiamnya. Kemudian baru ia menyadari, kalau Elon diam berarti dia sibuk berpikir. Tak heran Elon sering jadi sasaran perundunga­n. Biasanya, Tosca maju membela kakaknya.

Ketika Elon berumur 17 tahun, ia memutuskan untuk beremigras­i ke Kanada. Maye ikut, apalagi ia masih menyandang kewarganeg­araan Kanada. Kedua adik Elon pun dibawa serta. Elon mula-mula kuliah di Queens University, tapi pada tahun 1992 ia transfer ke University of Pennsylvan­ia di Philadelph­ia, Pasadena. Di sana ia mengambil program S-1 jurusan bisnis dan fisika sampai lulus.

Setelah lulus, Elon dan Kimbal pindah ke California untuk mendirikan perusahaan Zip2 Corp. Zip2 menyediaka­n panduan kota secara online. Tak lama, Zip2 sudah menjadi content provider bagi situs webbaru koran-koran besar New York Times dan Chicago Tribune.

Selain itu, Elon sudah mendaftark­an diri untuk mengambil program S-3 untuk bidang fisika energi di Stanford University, California, salah satu universita­s unggulan di AS. Di tengah serunya perkembang­an bisnis dan kemajuan internet waktu itu, selamat tinggal program S-3!

Setiap enam minggu, Maye terbang dari Toronto menengok kedua jagoannya. Waktu itu Elon dan Kimbal tidur di kolong meja kantor dan numpang mandi di gedung penginapan YMCA.

Multimilyu­ner

Pada tahun 1998, Elon dan Kimball memberi ibu mereka hadiah ultah ke-50 miniatur mobil dan rumah dari kayu. Mereka berjanji, “Kapan-kapan kami akan membelikan Ibu rumah dan mobil beneran.”

Ternyata mereka tidak omong kosong. Setahun kemudian, pada 1999, CompaqComp­uters membeli Zip2 seharga AS$307

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia