MAHASISWA AKTIF TAPI SUKA BERULAH
Ini kisah saat Rudy masih menjadi mahasiswa di Jerman. Ada kegiatan mahasiswa yang diadakan untuk mencairkan hubungan antar mahasiswa Indonesia di Jerman yang berbeda latar belakang. Sebutannya, Malam Indonesia.
Semua diwajibkan berkontribusi, termasuk Rudy. Ia tipe orang yang bersedia tampil, tetapi gampang mengacaukan pertunjukkan juga. Misalnya saja ajakan untuk menari piring, Rudy mengiyakan saja padahal tidak bisa menari piring. Walhasil, kacau sudah koreografi tarian itu. Sepanjang menari, ia jarang tersenyum, matanya melotot, barang kali berkonsentrasi, dan bergerak mengikuti penari yang lain.
Cerita lain, saat Rudy diajak main band. Ia yang memang suka menyanyi, jelas langsung menerima tawaran itu. Rudy merasa jago menyanyi lagu keroncong “Sepasang Mata Bola” dan “Awan Lembayung”. Suaranya memang terbilang bagus, tetapi kebiasaannya “maunya sendiri” merusak penampilan grup musiknya itu. Ketika bernyanyi, tempo suara Rudy tidak kompak dengan band yang mengiringinya.
Teman mahasiswa yang menjadi pengurus Malam Indonesia, Leila, akan memberi aba-aba pada band pengiring untuk menyesuaikan
tempo, tetapi Rudy malah salah menerima kode. Ia justru semakin bersemangat menyanyi karena mengira Leila memberi semangat kepadanya.
Yang paling lumayan sebenarnya memberikan tugas pembawa acara kepada Rudy, meski hal itu dadakan. Saat itu, Rudy berhasil membuat semua orang tertawa ketika mengucapkan candaannya di panggung.
“Und nun meine Damen und Herren etwas internationales, und zwar zhen Minuten pause,” yang kira-kira diterjemahkan menjadi “Tuan dan Nyonya, sekarang kami mempersembahkan sajian yang sangat internasional sekali, yaitu istirahat selama sepuluh menit.”