Melaju Mach 2 untuk Ulang Tahun ke-60 Habibie
Selain pejabat tinggi dan kalangan industri, lima pengunjung Indonesian Air Show 1996 diajak ikut menikmati terbang Mach 2 pesawat supersonik Concorde. British Airways yang memberi hadiah undangan joy flight 25 Juni – bertepatan hari lahir Bacharuddin Jusuf Habibie, memberi kebebasan kepadanya untuk menentukan 25 penumpang lain dari 100 penumpang berbayar yang akan terbang tamasya pesawat Concorde hari itu.
Lima pengunjung Indonesian Air Show (IAS) beruntung setelah diundi oleh Habibie keluar nama mereka, ikut menikmati sensasi terbang selama lebih dari satu setengah jam kecepatan Mach 2 pergi-pulang terbang lintas di atas Christmas Island, terus lanjut mendekati kota Perth, Australia sebelum kembali ke Jakarta.
“Tiket terbang joy flight Concorde 100 dollar. Antreannya panjang sekali karena takut kehabisan tiket, saya ikut antre,” kenang Ninok Leksono dari Kompas merangkap editor senior majalah Angkasa.
Pada detik-detik menjelang penumpang naik pesawat, lima wartawan Angkasa, Idrus Ismail, Eduard Lukman, Adrianus Darmawan, Reni Rohmawati, dan Dudi Sudibyo diajak masuk kabin Concorde. Untung tidak ada yang bertubuh tinggi, sebab ketinggian dari lantai sampai atap kabinnya adalah 1 meter 80 sentimeter.
Kebahagiaan Pak BJ Habibie pada hari pertama memasuki usia 60 tahun bertambah, mendapat hadiah istimewa melejit terbang dua kali kecepatan suara Mach 2 dalam pesawat supersonik Concorde British Airways. Kebahagiaan itu tidak dinikmati sendiri, dibagi bersama istrinya Hasri Ainun Besari, dan 25 penumpang lain yang dipilih oleh kala itu menjabat Menteri Riset Habibie, dan Teknologi.
Kepala bisa terbentur dengan atap kabin!
Dalam penerbangan, British Airways rupanya juga menyiapkan kue ulang tahun untuk Pak Habibie yang tampak sangat gembira menerima birthday cake tak terduga tersebut. Setelah nyanyian “Happy Birthday,” kue dipotong serta dibagi-bagi kepada para penumpang, diantaranya Jenderal Faisal Tanjung, Panglima ABRI, dan Letjen Suyono, Kepala Staff Umum ABRI yang duduk di kursi bagian depan.
Sehari sebelumnya pesawat
Concorde buatan patungan pabrik Prancis Aerospatiale dan British Aircraft Company dari Inggris tersebut, mendarat di Bandar Udara Soekarno-Hatta untuk mengambil bagian dalam pameran statistic show IAS 1996. Pameran dirgantara akbar 10 hari ini dibuka oleh Presiden Soeharto 22 Juni, dengan 257 perusahaan dari 22 negara ambil bagian.
Sementara tuan rumah Indonesia secara resmi dan bangga memperkenalkan pesawat buatannya, pesawat komuter turboprop pertama dunia
berkemudi fly-by-wire N250 buatan IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia) – primadona IAS 1996. Setahun kemudian dalam pameran bergengsi Paris Airshow 1997, pesawat N250 mengundang takjub mata dunia.
Pameran yang dimeriahkan oleh atraksi tim aerobatik kelas dunia, antara lain Team Red Arrows
Royal Air Force dari Angkatan Udara Inggris, pabrik AS Boeing pamer produk terbarunya 777, pabrik Eropa Airbus pamerkan pesawat penumpang bermesin empat A340 merupakan di antara pesawat-pesawat dalam pameran statis, seakan ikut meriahkan ulang tahun Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan.
Kehadiran pesawat supersonik Concorde bersayap delta yang dipiloti Captain Derek Woodley dari London ke Jakarta International Aiport Soekarno-Hatta, hanya butuh delapan jam penerbangan dari Inggris ke Indonesia, separuh waktu tempuh pesawat badan lebar buatan Airbus atau Boeing.
Kehadirannya bukan untuk pertama kalinya di bumi Indonesia. Sebelumnya Concorde maskapai penerbangan Prancis, Air France, 8
November 1976 tercatat mendarat di Halim Perdanakusuma International Airport. Sebelum itu 21 Januari 1976 dua pesawat Concorde British Airways dan Concorde milik Air France dalam penerbangan promosi keliling dunia, salah satu singgah di Indonesia.
“Lupa” istri
Dalam penerbangan Pak Habibie diundang masuk ke kokpit. Begitu asyiknya dalam kokpit sempit Concorde, sampai “lupa” sama Ainun Besari, istri tercintanya yang duduk sendiri di kabin penumpang. Rupanya Ibu Ainun ingin suaminya duduk lebih lama di sebelahnya menikmati bersama penerbangan kecepatan supersonik. Juga menikmati bersama menu istimewa Concorde, sajian telur caviar ikan sturgeon – salah satu bahan makanan paling mahal di dunia. Harganya? Tergantung dari usia ikan sturgeon yang dapat mencapai 60 tahun serta salah satu satwa dunia yang dilindungi asal Lautan Kaspia dan Lautan Hitam ini – berkisar antara AS$7.000 sampai AS$10.000 per kg atau setara Rp 98,7 juta hingga Rp 141 juta per kg!
Selain itu menikmati sensasi panorama yang tidak kita dapati dalam penerbangan pesawat penumpang biasa dengan ketinggian terbang jelajah 30.000 – 40.000 kaki, melihat lengkungan Bumi dari balik jendela saat Concorde terbang pada ketinggian jelajah 50.000 – 60.000 kaki.
Awan seolah gumpalan indah kapas-kapas kecil yang melayanglayang di langit. Warna langit terlihat tidak biru, melainkan hitam gelap di mana sinar bintang yang bertaburan terlihat sangat terang. Indah sekali. Sementara bila menyentuh jendela Concorde, terasa hangat akibat gesekan udara dengan badan pesawat pada kecepatan supersonik. Sedang suhu pada moncong hidung lancipnya bisa mencapai 130˚ C.
Tidak kalah asyiknya juga memantau layar monitor yang menayangkan perubahan kecepatan dari kecepatan sub-sonik
Warna langit terlihat tidak biru, melainkan hitam gelap di mana sinar bintang yang bertaburan terlihat sangat terang. Indah sekali.
setelah lepas landas, terus bergulir ke angka kecepatan 1.234,8 km/ jam Mach 1 di atas permukaan laut agar dentuman sonic boom- nya saat melewati kecepatan suara tidak memecahkan kaca rumah/gedung. Tak lama kemudian ganti pesawat melesat ke kecepatan 2.199 km/jam Mach 2 .
Kecepatan maksimum jelajah Concorde adalah Mach 2.04 yang dihasilkan dari empat mesin turbojet buatan patungan Inggris dan Prancis, Rolls Royce/Snecma Olympus 593 masing-masing berdaya dorong 18,7 ton (180 kN). Sehingga penerbangan London
– New York ditempuhnya hanya dalam waktu 2 jam 30 menit atau separuh waktu bila terbang dengan pesawat penumpang jet biasa.
“Sir, could you convey to Mr. Habibie, Madam Habibie asked him to join her,” pesan pramugari British Airways kepada saya yang berada dalam kokpit dekat pintunya.
Pesan disampaikan dan tak lama kemudian dengan senyuman khasnya, Pak Habibie keluar dari ruang kokpit bergabung kembali dengan Ibu Ainun menikmati penerbangan supersonik Concorde sampai mendarat kembali di Jakarta.