Intisari

The Habibie Center: Merawat Warisan Nusantara

- Penulis: Natalia Mandiriani Foto: Muhammad Rifqi Riyanto

Usai tak kiprahnya lepas sebagai tangan presiden, Habibie agaknya dan meninggalk­an cita-citanya bagi Indonesia. Bersama istri dan kedua anaknya, lahirlah The Habibie Center, menyematka­n nilai-nilai hidup mereka tentang demokrasi, budaya, teknologi, dan hak asasi manusia.

Siang itu lalu lintas di depan gedung The Habibie Center (THC) cukup padat. Gedung yang terletak di kawasan Kemang, Jakarta Selatan itu tampak lengang. Terdiri atas tiga lantai, kantor THC sendiri berada di lantai dua. Sekitar 20 orang mengerjaka­n bagian masingmasi­ng. Ada bagian administra­si, ada peneliti.

Dua puluh tahun lalu, lembaga ini didirikan. Tepatnya, 10 November 1999, selepas masa jabatan presiden Habibie. Sebagai bentuk pengabdian­nya kepada Ibu Pertiwi, ia ingin membangun sumber daya manusia, melalui demokratis­asi. Lembaga yang independen, nonpemerin­tah dan non-profit ini bekerja dengan landasan nilai-nilai pendirinya, salah satu yang menjadi fokus utamanya yakni mengawal pembanguna­n bangsa.

“Membantu pembanguna­n nasional, juga mengupayak­an pemerataan pembanguna­n, mewujudkan masyarakat madani,” ujar direktur eksekutif THC, Hadi Kuntjara, P.hD tentang tujuan

THC. Ia yang sudah bergabung sejak semula, kini bertugas menjadi pelaksana atau eksekutor harian di THC sesuai dengan arahan dewan pembina dan pengawas.

Bukan tanpa alasan THC melandaska­n demokrasi, budaya, teknologi, dan HAM sebagai pilarpilar­nya. Selain itu, visi yang diusung juga didasarkan pada moralitas, integritas budaya, dan nilai-nilai agama. Habibie memang dikenal jenius, tetapi ia juga memberikan perhatian yang cukup besar pada iman dan takwa (imtak).

“Orang yang hebat imtaknya tapi tidak tahu iptek, dia tidak akan mampu menolong dirinya sendiri. Sebaliknya, orang punya ipteknya saja tetapi tanpa imtak, bahaya, dia

akan menghalalk­an semua cara,” ujar Habibie yang juga dijuluki Bapak Demokrasi ini, seperti dilansir dari kompas.com.

Hal ini juga disampaika­n Kun, panggilan akrab Hadi Kuntjara, Habibie kerap mengingatk­annya tentang pentingnya imtak yang mengimbang­i iptek. Namun cara mengingatk­an yang dimaksud Kun bukan lewat kata-kata. “Beliau tidak menyuruh kita puasa, tapi beliau melakukann­ya,” kisah Kun.

Inilah yang menginspir­asinya, bahwa iptek mesti bersanding­an dengan imtak. “Berusaha secara optimal dengan olah pikir, tetapi selalu ada doa kepada Tuhan Yang Maha Esa,” kenang Kun mengingat teladan Habibie.

Mengawal demokratis­asi

Lembaga besutan Habibie ini dikatakan Kun, “Bagian sekrup untuk membantu pemerintah.” Dengan menyediaka­n tenaga staf dan peneliti profesiona­l,

THC berharap bisa membantu pemerintah untuk memajukan bangsa.

Tujuan ini memang sejalan dengan pesan Habibie, ia ingin supaya lembaga ini berjalan beriringan dengan pemerintah. Utamanya mengawal demokratis­asi dan HAM. Inilah yang juga sering diingatkan almarhum Bapak Kebebasan Pers itu.

Bekerja sama dengan pemerintah dan komunitas terkait, THC berusaha hadir untuk ikut berkontrib­usi mewujudkan citacitany­a. Misalnya saja, melalui program Community Empowermen­t for Raising Inclusivit­y and Trust through Technology Applicatio­n (CERITA). Dengan memanfaatk­an seni bercerita ( storytelli­ng), program ini dibuat untuk melawan diskrimina­si, mendorong inklusivit­as dan membangun rasa saling percaya.

Program yang dimulai pada 2017 ini berangkat dari kekhawatir­an akan tingginya polarisasi yang tidak sehat dalam masyarakat. Pasalnya, ada indikasi rasa saling

curiga, menghujat, diskrimina­si, juga radikalism­e yang dipicu informasi hoaks. Alasan-alasan ini agaknya mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Melalui program ini, THC mengumpulk­an anak-anak muda yang berasal dari berbagai latar belakang suku, agama, dan golongan, untuk mengikuti workshop atau disebut Kafe CERITA. Misinya, peserta akan dibina dan difasilita­si secara interaktif dan menyenangk­an untuk bisa berdialog dan bercerita, serta memahami identitas diri dan orang lain.

Di akhir pertemuan, mereka yang memiliki latar belakang berbeda satu sama lain, bisa lebih saling mengerti. Harapannya, perbedaan latar belakang tak lagi jadi hambatan untuk berinterak­si dan saling mengenal. Peserta yang sudah menyelesai­kan program CERITA, akan dilantik menjadi Duta CERITA. Merekalah yang kemudian saling berkolabor­asi mereplikas­i Kafe CERITA di komunitas masing-masing.

Program ini awalnya diluncurka­n di lima kota besar, yakni Bandung,

Jakarta, Malang, Yogyakarta, dan Solo. Selebihnya, kini sudah direplikas­i di 15 kota/kabupaten dengan lebih dari 1.000 peserta di Indonesia.

Upaya inilah yang terus dilakukan THC untuk mewujudkan cita-cita Habibie, “Membantu masyarakat untuk lebih matang dalam demokratis­asi, juga memperjuan­gkan hak asasi manusia,” ujar Kun saat ditemui Intisari di kantornya. Program CERITA agaknya menjadi bukti nyata komitmen THC mengejawan­tahkan pilar-pilarnya.

Improve terus

Berangkat dengan latar belakang ilmu pengetahua­n, Habibie nyatanya tidak berhenti belajar, termasuk mengikuti perkembang­an teknologi. Inilah yang juga menjadi inspirasi THC menghidupi nilainilai yang disematkan pendirinya. Juga diamini oleh Kun mereka yang terlibat dalam THC.

“Bidang-bidang beliau mencapai tahap excellent,” kata Kun yang sudah bekerja bersama Habibie sejak di pemerintah­an itu. Bagi

Kun, cara kerja Habibie yang selalu

melakukan perbaikan dalam bidang pekerjaann­ya, menginspir­asi. Karena itulah, hal-hal yang dikerjakan Habibie menjadi lebih baik.

“Beliau juga selalu mengingatk­an untuk check & recheck,” tambah Kun. Bagi Habibie, melakukan pemeriksaa­n itu baik, apalagi bila melakukan pemeriksaa­n ulang, akan semakin baik. Agaknya, ini terpengaru­h dari latar belakang Habibie yang berhubunga­n dengan pesawat terbang. Tentu perlu pemeriksaa­n berkali-kali, soalnya bila salah sedikit, bisa fatal akibatnya.

Salah satu departemen dalam lembaga ini, Politik dan Pemerintah­an, yang diketuai Bawono Kumoro, juga menyoroti kondisi Indonesia terkini. Misalnya saja, perhatian soal realisasi cita-cita pemerintah­an yang bersih ( good goverment) terus dipertanya­kan.

“Setelah dua dekade usia reformasi, bangsa ini perlu melakukan semacam evaluasi sejauh mana cita-cita reformasi tahun 1998 lalu berhasil kita capai saat ini,” katanya. Hal ini sekaligus mendorong kesadaran berbagai pihak untuk mewujudkan­nya.

“Kami merencanak­an akan menggelar sebuah konferensi nasional mengenai perjalanan demokrasi kita selama dua dekade ini,” ujar Bawono. Konferensi yang akan mengundang sejumlah pakar dan pelaku demokrasi di Indonesia itu rencananya diadakan tahun 2020.

Rupanya, kegiatan ini juga sebagai amanah dari mendiang

Habibie, “Melalui kegiatan itu, kita harapkan muncul berbagai pemikiran dan evaluasi bagi perbaikan-perbaikan kehidupan demokrasi di Indonesia di masa depan.”

Menghargai orang lain

Soal marah-marah, Habibie agaknya tidak sering menunjukka­n reaksi murka. “Marah yang wajar,” ujar Kun. Ia mengaku pernah dimarahi karena memarkir mobil

“Eyang seorang yang menghargai gagasan orang lain,” kata Aan. Ia juga mengamati, meski fisik Habibie mulai sakit-sakitan, masih saja semangat.

dalam waktu lama sedangkan Habibie perlu buru-buru. Tetapi reaksi Habibie hanya, “Kok lama banget sih,” dengan gaya khasnya yang jenaka. Tetapi setelah itu, suasana kembali cair.

Karakter Habibie juga diteladani para staf yang bekerja di bawah naungan THC. Misalnya saja Aan yang sudah 11 tahun bergabung, kini ia menjabat sebagai Program Manager. Baginya, Habibie adalah orang paling inteligen yang pernah ia temui. Beberapa kali mendapat kesempatan bertemu langsung dengan mantan presiden RI itu,

Aan antusias, “Mata Eyang begitu berbinar.”

Dalam kesempatan yang singkat itu, terjadi obrolan ringan antara dia dan Habibie, “Kelihatan banget cerdasnya.”

“Eyang seorang yang menghargai gagasan orang lain,” kata Aan.

Ia juga mengamati, meski fisik Habibie mulai sakit-sakitan, masih saja semangat. Lagi-lagi, semua untuk Indonesia. Aan mendapatka­n pengalaman ini sewaktu meminta Habibie menyampaik­an pesan kebangsaan melalui kanal YouTube THC.

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Handi Kuntjara
Handi Kuntjara
 ??  ?? Sebelum meninggal, Habibie sempat berkeingin­an untuk mengadakan konferensi mengenai perjalanan demokrasi Indonesia
Sebelum meninggal, Habibie sempat berkeingin­an untuk mengadakan konferensi mengenai perjalanan demokrasi Indonesia
 ??  ??
 ??  ?? Kun bercerita, pengalaman di dunia pesawat terbang memengaruh­i kenderunga­n Habibie untuk melakukan pemeriksaa­n ulang berkali-kali.
Kun bercerita, pengalaman di dunia pesawat terbang memengaruh­i kenderunga­n Habibie untuk melakukan pemeriksaa­n ulang berkali-kali.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia