Intisari

AI Menghadirk­an Star Trek ke Dunia Nyata

- Penulis: Lucky Sebastian, pengamat teknologi digital

Jaringan 5G akan mendisrups­i beberapa sendi kehidupan di 2020. Lalu, bergandeng­an dengan kecerdasan buatan (AI), apa yang dulu menjadi �iksi bisa berubah menjadi fakta. Internet pun seakan menjadi kebutuhan pokok lain, bersaing dengan pangan, sandang, dan papan.

Beberapa bulan lalu, koneksi salah satu operator seluler sempat mengalami putus jaringan. Pelanggan pun mengeluh, nama operator itu pun menjadi topik populer di ranah Twitter. Begitulah, layanan internet – terlebih media sosial, sudah seperti menjadi kebutuhan pokok masyarakat digital.

Internet berevolusi, dari penggunaan modem dengan line telepon yang lambat, masuk ke jaringan selular, hingga kabel optik, nirkabel, dan langsung dari satelit. Setiap generasi internet, dari 1G, 2G, 3G, hingga 4G, senantiasa memberikan dampak dan perubahan yang makin cepat dan masif. Mungkin banyak yang ingat saat perusahaan dot. com menggelemb­ung di era-era awal internet, dan dengan cepat gelembung itu pecah.

Sama seperti banyak pihak dari operator dan perusahaan rintisan yang awal-awal menawarkan konsep toko daring. Walau menjadi yang pertama, tetapi mereka tidak bisa bertahan. Penyebabny­a karena infrastruk­turnya belum siap.

Ketika infrastruk­tur beralih dari 3G ke 4G, kita melihat perubahan besar terjadi. Pengguna ponsel pintar dan peralatan lain yang bergantung dengan internet menjadi masif. Lahirlah peluangpel­uang baru yang mendisrups­i dan mengubah bagaimana kita hidup.

Dulu, sebelum 4G hadir, mana mau orang menjadi tukang ojek atau sopir berbasis aplikasi. Kini, seiring hadirnya 4G dan adopsi masif ponsel pintar, jalanan dipenuhi pengendara motor berjaket dan berhelm hijau, memanggil mobil untuk mobilitas keseharian kita jauh lebih mudah dibanding saat dulu mengontak taksi. Cukup lewat aplikasi.

Tak hanya itu, membeli makanan tidak butuh ekstra waktu khusus untuk keluar. Tinggal pesan lewat aplikasi dan tunggu pesanan mendatangi alamat yang Anda sebutkan. Begitu juga ketika membutuhka­n asisten rumah tangga, tukang pijat, hingga mampir ke minimarket.

Semuanya diselesaik­an lewat ketukan jari pada ponsel pintar.

Industri ini menyumbang pekerja padat karya, dan menghasilk­an putaran uang ratusan triliun rupiah setiap tahun. Toko-toko daring yang pada industri dot.com awal menghilang, sekarang berkembang sangat luar biasa. Cukup berbekal sebuah ponsel pintar, kita bisa berbelanja atau bahkan menjadi penjual daring. Tak perlu warung atau lapak untuk berdagang, begitu juga dengan barang dagangan. Nilai transaksi penjualan daring ini fantastis.

Tahun 2020 ini akan mulai menjadi era internet generasi kelima atau 5G. Dua tahun lalu, teknologi ini baru digaungkan, tahun 2019 menjadi awal uji coba, dan tahun 2020 akan menandai mulainya banyak negara mengadopsi teknologi ini.

Apa dampak dari peralihan ke 5G?

Internet 100 kali lebih cepat

Selain koneksi yang cepat, latensi 5G sangat minim. Latensi ini mirip dengan delay. Seperti saat kita menekan tombol di sebuah web, cepat atau lambatnya respons balik perintah tersebut dijalankan disebut latensi.

Jaringan 5G akan menjadi tulang punggung ekosistem baru yang bisa

dirasakan secara personal maupun untuk kelas industri. Jika pada 4G, kecepatan dihitung dalam Megabits, maka di 5G berganti menjadi Gigabits. Perubahann­ya sangat berarti, 10 hingga 100 kali lipat lebih cepat.

Bagaimana wujudnya dalam keseharian? Streaming video atau film tidak lagi hanya dalam batasan resolusi HD (1.280 × 720), tetapi sudah 4K (2.560 × 1.440) atau bahkan 8K (7.680 x 4.320). Mengunduh film resolusi HD hanya butuh beberapa detik saja.

Industri game akan menuai berkah melimpah dari koneksi yang cepat ini. Saat ini industri game mobile sudah luar biasa nilainya.

Bayangkan saja, 74% aplikasi yang diunduh dari toko aplikasi adalah gaming, dan 43% pengguna ponsel pintar aktif bermain game. Cloud Gaming pun akan menjadi bagian yang sangat berkembang.

Dengan banyaknya pengunduh dan pemain game, tak heran jika penghasila­n dari industri mobile gaming ini sekarang sudah Rp960 triliun. Jumlah ini jauh lebih besar daripada gabungan hasil yang didapat industri streaming musik dan video.

Imbas dari kecepatan internet tadi, pengguna gaming mulai beralih ke game-game serius yang membutuhka­n komputasi dan kinerja tinggi. Sayangnya, ponsel

pintar pun terbagi dalam berbagai kategori, dari hi-end hingga low-end. Alhasil, pengalaman bermainnya pun tidak sama.

Selain itu, meski ponsel pintar sekarang jauh lebih bertenaga, gaming juga masih ada tingkatann­ya. Mirip yang ditampilka­n di konsol game atau PC, dengan tingkat kerumitan rendering yang lebih tinggi dan nyata.

Simpan di awan

Cloud gaming akan menjadi jembatan bagaimana ponsel pintar bisa memainkan game selayaknya konsol dan PC. Karena semua komputasi dilakukan di server, maka ponsel pintar tinggal menjadi layar dan gamepad. Ini dimungkink­an karena kecepatan jaringan 5G dan latensi yang kecil, sehingga misalnya saat menekan tombol menembak di layar ponsel pintar, aktivitas langsung dieksekusi di server, sehingga pengalaman bermain layaknya seperti dilakukan pada handset.

Jaringan 5G juga akan membentuk layanan streaming baru. Tak lagi sekedar HD atau Full HD, tetapi sudah 4K atau 8K. Filmfilm akan banyak yang bisa dibuat interaktif dengan multi ending sesuai pilihan pemirsa. Pun dengan layanan streaming pertanding­an olahraga yang banyak diminati seperti sepak bola atau basket, tidak lagi linier satu kamera dari penyiar, tetapi kita bisa menentukan ingin melihat dari sisi mana kamera, menayang ulang gol, dan

Jaringan 5G juga akan membentuk layanan streaming baru. Tak lagi sekedar HD atau Full HD, tetapi sudah 4K atau 8K.

melihatnya dari gerakan lambat.

Demikian juga konser, bisa disaksikan dari multi-angle, bahkan dari sudut penyanyiny­a, serta interaktif. Kita bisa seakan hadir di konser dengan menggunaka­n peralatan virtual reality ( VR) atau extended reality ( XR). Dukungan kecepatan streaming jaringan 5G memungkink­an hal itu.

Sementara, konten media sosial bikinan warganet seperti vlogging di YouTube semakin memperoleh panggung, kreativita­s pembuatnya akan semakin meningkat lewat jaringan 5G. Konten resolusi tinggi bukan masalah lagi bagi jaringan generasi kelima ini.

Bentuk kreativita­s itu misalnya saja seorang vlogger bisa saja streaming dari kamar. Akan tetapi, latar belakang dan sekeliling­nya akan real time berubah menjadi suasana lain. Semisal di tengah kota, di keramaian, atau di pantai.

Atas bantuan kecepatan 5G (dan kecerdasan buatan), kalimat yang

Di bidang kesehatan, operasi jarak jauh dari ribuan kilometer bisa dilakukan dengan presisi oleh dokter di sebuah rumah sakit, dengan pasien di rumah sakit lain dengan bantuan robot melalui koneksi 5G.

keluar dari si vlogger bisa otomatis diterjemah­kan ke bahasa lain atau dimunculka­n dalam bentuk teks. Kendala bahasa pun tak lagi mengekang.

Dari beberapa contoh di atas yang sudah mulai diterapkan di negara yang sudah menggelar 5G, kita bisa membayangk­an industri yang akan mengiringi­nya untuk berkembang. Cloud computing dan storage tidak lama lagi akan menjadi pilihan utama bagaimana kita menyimpan dokumen.

Bidang seperti penyedia layanan streaming, peralatan yang mendukung jaringan 5G, serta para pengembang dan perusahaan rintisan akan menemukan pijakan yang mantap dalam era 5G.

Toko tanpa kasir

Jaringan 5G tak melulu berguna bagi perseorang­an. Namun juga berperan lebih penting untuk ekosistem perusahaan atau perusahaan di sebuah negara, termasuk Indonesia. Di bidang kesehatan, operasi jarak jauh dari ribuan kilometer bisa dilakukan dengan presisi oleh dokter di sebuah rumah sakit, dengan pasien di rumah sakit lain dengan bantuan robot melalui koneksi 5G. Ini bisa menyelamat­kan nyawa banyak orang yang tidak terjangkau dokter atau tim dokter ahli di daerahnya.

Transporta­si, baik transporta­si umum, pribadi, angkutan barang, sampai dinas khusus seperti ambulan, mobil pemadam kebakaran,

akan dipasangi sensor-sensor yang saling berkomunik­asi satu sama lain di jalan raya. Mereka akan berbagi informasi soal kemacetan, perbaikan jalan, kecelakaan, dan punya parameter-parameter keselamata­n sesuai rambu di jalan raya. Komunikasi ini terjadi real time tanpa jeda, yang merupakan kelebihan jaringan 5G.

Toko-toko retail akan berubah menjadi toko retail yang cerdas. Kita sudah melihat beberapa perusahaan membuat supermarke­t tanpa adanya petugas. Pembeli akan mengambil barang sendiri, mengepakny­a sendiri, dan kemudian membayar di “kasir” lewat ponsel pintar. Nah, di era 5G, kecerdasan itu akan meningkat dengan memaksimal­kan ponsel pintar kita.

Tanpa perlu menghabisk­an waktu untuk membaca bahan-bahan makanan yang terkandung dalam kemasan makanan, kita bisa tahu mana makanan yang tidak sesuai dengan orang yang memiliki alergi tertentu melalui kamera yang ada di ponsel. Saat susunan rak berubah, pengenalan kamera ini tetap berjalan.

Toko retail yang cerdas ini juga memungkink­an toko mengamati dan menjejak mata pelanggan, sehingga bisa menempatka­n dengan tepat susunan produk. Pembeli pun lebih mudah untuk melihat dan mengambil produk-produk yang dijual di toko itu. Kemudahan ini bisa berkontrib­usi terhadap meningkatn­ya omset toko tersebut.

Era 5G juga akan mendisrups­i pekerjaan yang dilakukan berulangul­ang, seperti pada pabrik perakitan mobil atau elektronik. Lengan-lengan robot akan menggantik­an pekerjaan yang selama ini dilakukan manusia. Kalaupun sudah berubah ke lengan robot, akan ada kemajuan berarti akibat 5G ini. Mesin-mesin tadi bisa diamati tanpa jeda dari pemilik atau mereka yang berkepenti­ngan walau terpisah jarak ribuan kilometer.

Dengan 5G, setiap lengan-lengan robot tadi bisa berkomunik­asi satu sama lain secara real time. Jadi, ketika pekerjaan perlu dipercepat atau diperlamba­t, semua sistem bisa mengikuti. Begitu juga ketika ada satu bagian yang mengalami gangguan, proses bisa langsung diambil alih oleh lengan yang lain dan berubah susunan, tanpa harus berhenti. Bahkan dengan analisa big data yang terus menerus, bisa saja sebelum sebuah lengan robot

Cina menjadi salah satu negara yang serius dan memiliki pandangan yang jelas soal kemampuan AI. Dana lebih dari Rp2.000 triliun digelontor­kan untuk investasi bidang AI ini.

akan mengalami gangguan, sudah bisa diperkirak­an terlebih dulu.

Menguasai dunia lewat AI

Tahun 2020 juga akan mengumanda­ngkan artificial intelligen­ce (AI) atau kecerdasan buatan. Lalu, muncullah anggapan, siapa yang menguasai jagad AI, akan menguasai dunia. Ada benarnya juga karena AI sedang berkembang pesat sekarang di pelbagai bidang. Cakupannya semakin membesar, dari pengenalan wajah hingga mesin yang bisa belajar sendiri.

Cina menjadi salah satu negara yang serius dan memiliki pandangan yang jelas soal kemampuan AI. Dana lebih dari Rp2.000 triliun digelontor­kan untuk investasi bidang AI ini. Mereka percaya, AI akan membuat unggul dalam bidang ekonomi hingga militer.

Di Amerika sendiri, perusahaan teknologi besar seperti Google, IBM, Microsoft, Amazon, Facebook, dan Apple sudah menginvest­asikan dana untuk pengembang­an AI hingga hampir Rp800 triliun.

Untuk mengetahui kehebatan AI ini, bisa dilihat dan dirasakan lewat ponsel pintar kita. Prosesor mobile terbaru dari Qualcomm, Snapdragon 865 yang akan menjadi tenaga banyak ponsel pintar pembawa bendera beberapa produsen ponsel di 2020, dilengkapi dengan AI yang sanggup mengolah 15 trillion opera

tions per second (TOPS).

Biasanya, AI pada ponsel pintar, seperti pengenalan perintah suara “OK Google”, dikerjakan di server untuk mendapat jawaban. Kali ini, pengenalan suara dan bahasa akan dilakukan di ponsel pintar langsung. Jadi, prosesnya akan berlangsun­g lebih cepat dan tidak bergantung kepada kecepatan koneksi.

Google sudah memperliha­tkan kemampuan AI-nya untuk menjawab telepon secara langsung demi menghindar­i spam, atau telepon yang tidak perlu; melakukan reservasi restoran melalui telepon, seolah-olah memang orang sungguhan yang menelepon; dan yang terbaru melakukan transkrip dari percakapan yang sedang berlangsun­g, ke dalam bentuk teks, tanpa membutuhka­n koneksi.

Dengan kemampuan AI yang baru, Qualcomm pada acara Snapdragon Summit 2019 di Maui, Hawaii, memperliha­tkan selain per

Selain pengenalan bahasa, AI pada ponsel pintar akan mencapai tahapan baru, seperti smartsensi­ng.

Ponsel akan sigap dengan kondisi sekitar dan bereaksi sesuai suasana sekitar.

cakapan suara bisa diubah menjadi teks langsung, saat bersamaan bisa diterjemah­kan ke dalam bahasa lain. Misal, dari bahasa Inggris ke bahasa Cina. Dengan kemampuan ini, penerjemah seperti di film fiksi ilmiah Star Trek akan segera menjadi kenyataan. Kita bisa bercakapca­kap dengan orang yang berbahasa lain dalam bahasa masing-masing tanpa jeda.

Selain pengenalan bahasa, AI pada ponsel pintar akan mencapai tahapan baru, seperti smart sensing. Ponsel akan sigap dengan kondisi sekitar dan bereaksi sesuai suasana sekitar. Misalnya, AI membuat ponsel pintar sadar sedang berada di suasana yang ramai, dan saat telepon berbunyi akan suaranya akan lebih keras untuk menarik perhatian.

Ponsel pintar masa kini akan berterima kasih kepada AI karena membuatnya lebih bertenaga sekaligus lebih efisien. Termasuk pencapaian baru dalam hal pengolahan foto, yang memungkink­an hasil foto pada kamera ponsel pintar semakin mendekati hasil foto profesiona­l termasuk foto malam hari.

Bersama 5G, AI akan melakukan perubahan besar di 2020 ini. Dengan segala disrupsi yang sudah terjadi, semoga Indonesia merespons dengan segera menggelar jaringan 5G!

 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? industri cloud gaming dan video streaming diprediksi berjaya pada 2020.
industri cloud gaming dan video streaming diprediksi berjaya pada 2020.
 ??  ?? AI memudahkan fitur canggih ponsel tak bergantung pada koneksi.
AI memudahkan fitur canggih ponsel tak bergantung pada koneksi.
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ??
 ??  ?? Investasi AI pada prosesor memungkink­an ponsel menyetel mode dan fungsi sesuai tingkat keramaian lingkungan sekitar.
Investasi AI pada prosesor memungkink­an ponsel menyetel mode dan fungsi sesuai tingkat keramaian lingkungan sekitar.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia