Intisari

HINDARKAN IBU DAN BAYI DARI BAHAYA ANEMIA

- (Trisna Wulandari)

Anemia terjadi secara perlahan dan membuat penderitan­ya tidak menyadari penyakit tersebut.

Ketika terjadi berkepanja­ngan, seseorang lama-kelamaan semakin tidak bisa memenuhi kebutuhan zat besinya.

Kondisi ini menurunkan produktivi­tas. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universita­s Indonesia, Prof. dr. Endang L Achadi, MPH, Dr.PH menuturkan, Hemoglobin pada penderita anemia cenderung rendah. Fungsi hemoglobin sendiri membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika transfer oksigen ke organ tidak sesuai yang dibutuhkan maka organ tersebut akan bekerja kurang maksimal.

Di samping itu, anemia berpotensi membuat ibu hamil mengalami pendarahan, sehingga meningkatk­an risiko kematian ibu. Anemia juga bisa menyebabka­n perkembang­an bayi dalam kandungan terhambat. Bayi bisa mengalami stunting karena lahir dengan berat badan rendah.

Meski tak lahir dengan anemia, bayi dengan ibu anemia bisa saja mengalami anemia ketika memasuki usia 4 hingga 6 bulan. Ini menyebabka­n perkembang­an anak kurang optimal, termasuk pada otak. “Bisa menyebabka­n IQ anak turun sampai 10-12 poin,” tutur Endang.

Selain menjaga asupan pangan hewani, salah satu cara menjaga kecukupan asupan zat besi adalah konsumsi tablet tambah darah. Ketika mengonsums­inya, tak perlu khawatir akan memiliki zat besi berlebih dalam tubuh karena tubuh kita memiliki cara sendiri untuk menyesuaik­an.

“Kalau cukup, zat besinya itu tidak diserap, tapi kalau kekurangan, akan diserap. Jadi tubuh kita sudah punya sistem autoregula­si sendiri,” jelas Endang.

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia