Jawa Pos

Simpan Air Hujan untuk Cadangan Musim Kemarau

Kerja Keras demi Wujudkan Surabaya Bebas Banjir

-

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah melakukan

berbagai upaya untuk meminimali­sir potensi terjadinya

genangan air ketika musim hujan. Hasilnya, sudah banyak dirasakan oleh warga Surabaya.

SEBAGAI kota di daerah tropis dengan curah hujan tinggi dan terletak di daerah hilir, wilayah Surabaya berpotensi terjadi genangan air. Apalagi, secara topografi, mayoritas wilayah Surabaya merupakan daerah relatif datar. Sedangkan secara geologi, sebagian besar tanah di Surabaya berjenis alluvial (tanah lempung) yang daya serap airnya rendah.

Sekretaris Kota Surabaya (Sekkota) Hendro Gunawan mengatakan bahwa hampir 40 persen wilayah Surabaya berada di bawah permukaan laut. Pemkot telah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi kemungkina­n terjadinya genangan air di beberapa titik. Di antaranya, membangun saluran air berkapasit­as besar, rumah pompa, dan boezem.

’’Kami juga bekerja sama dengan konsultan internasio­nal untuk membuat perencanaa­n sistem drainase kota,” tegas Sekkota usai menerima kunjungan Dubes Kerajaan Belanda di Balai Kota Surabaya pada Kamis, 25/2. Kerja keras tersebut mulai kelihatan hasilnya. Beberapa kawasan yang dulunya jadi titik langganan genangan air ketika musim hujan, kini berkurang, bahkan sudah berangsur normal.

Tengok saja di kawasan Jl Mayjen Sungkono, Jl Kartini, Jl Dr.Soetomo, Jl Embong Malang, Tegalsari. ’’Genangan air memang masih ada. Terutama ketika curah hujan tinggi. Tapi, genangan air surut lebih cepat. Di beberapa titik bahkan sudah bebas genangan,” tegas Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (PU BMP) Kota Surabaya Syamsul Hariadi.

Syamsul Hariadi mengatakan, bila curah air hujan normal, saluran drainase masih mampu mengatasin­ya. Saluran drainase berfungsi mengalirka­n debit air menuju muara yang terdiri atas saluran primer, sekunder, dan tersier dengan wilayah pengelolaa­n dan catchment area masing-masing.

Pemkot juga menyiapkan sarana dan prasarana pengendali banjir, seperti, boezem, rumah pompa air, pintu air, mechanical screen. Boezem berfungsi menampung sementara untuk menahan serta menyimpan air yang nanti dialirkan kembali setelah kondisi memungkink­an. Selain itu, terdapat rumah pompa untuk melindungi kawasan perkotaan yang rendah dari banjir lokal. Pintu Air Elektrik Pintu Air Manual Mechanical Screen Boezem Besar Saluran Primer

54 unit 9 unit 25 unit 11 unit 3 titik 5 unit 14 titik

Dinas PUBMP Surabaya juga memiliki posko banjir yang online selama 24 jam di Jl Ngagel 221 Surabaya. Posko untuk koordinasi antar personel dan sarana menampung pengaduan warga ini dilengkapi peralatan dan material tanggap bencana.

Meski genangan air sudah bisa diatasi di beberapa wilayah, Dinas PUBMP mengatakan masih ada pekerjaan rumah, terutama di kawasan Surabaya Barat. Pemkot fokus pada penanganan banjir akibat luapan Kali Lamong. ’’Kami melakukan pembebasan lahan di sekitar Kali Lamong yang masuk wilayah Surabaya,” kata Kepala Dinas PUBMP Kota Surabaya Erna Purnawati.

Selain mengurangi titik genangan di sejumlah wilayah melalui pembanguna­n rumah pompa, boezem, box culvert, dan mechanical screen, Pemkot Surabaya berupaya keras memaksimal­kan potensi debit air hujan yang meningkat menjadi cadangan air ketika kemarau tiba. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i mengatakan tingginya curah hujan di Surabaya bisa dialihkan untuk manajemen cadangan air hujan.

”Semakin lama curah hujan memang semakin tinggi. Jadi kita mulai alihkan bagaimana caranya menyimpan air (hujan). Kalau jumlahnya berlebih, kita buang ke laut. Kalau cukup, disimpan untuk cadangan kemarau,” ujar Risma di ruangannya kemarin (26/2).

Selain itu, pemkot berencana memaksimal­kan kembali pavingisas­i di sejumlah wilayah permukiman. Tujuannya, genangan air hujan yang jatuh ke tanah bisa terserap dengan cepat sehingga cadangan air tanah bagi masyarakat akan tercukupi. Terlebih ketika menghadapi kemarau panjang.

”Pavingisas­i di kampung-kampung sudah sekitar 50 persen. Tahun ini akan kami maksimalka­n lagi di jalan sekitar permukiman dan jalan-jalan lain yang sifatnya bukan jalan utama. Selain resapan air hujan semakin cepat, cadangan air tanah semakin melimpah,” ucap perempuan yang pernah menjabat kepala DKP Surabaya itu. (shy/xav)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia