Jadi Kota Pendidikan di Kalimantan Barat
Bupati Ria Norsan dan Pembangunan Pendidikan di Mempawah Bupati Mempawah, Kalimantan Barat, Ria Norsan berobsesi menjadikan daerahnya sebagai kota pendidikan. Tiga kampus kini berdiri megah di wilayah yang dulu bernama Kabupaten Pontianak itu.
MEMASUKI periode kedua pemerintahannya (2014–2019) sebagai bupati, Ria Norsan mengarahkan fokusnya pada dunia pendidikan. Dia memang bercita-cita menjadikan Mempawah sebagai Jogja-nya Kalbar.
Hal tersebut diwujudkan dengan beroperasinya Sekolah Tinggi Agama Islam Mempawah (STAIM) pada 27 September 2012. Berbekal izin Kementerian Agama Nomor DJ.I/149/2012 tanggal 27 Januari 2012, STAIM membuka program studi pendidikan agama Islam (Jurusan Tarbiyah) dan ahwal as syakhsiah (Jurusan Syariah).
’’Kami membuka program studi umum untuk menampung lulusan SMA dan MA di Kabupaten Mempawah dan sekitarnya,’’ jelas Norsan.
Selain STAIM, Kementerian Perhubungan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Mempawah sedang membangun Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BPPTD) di Desa Antibar, Kecamatan Mempawah Timur. Pendirian BPPTD itu merupakan upaya pemerintah untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat pengguna jasa transportasi. Diharapkan, Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara lain dalam bidang transportasi. Kampus BPPTD di Mempawah merupakan bagian dari rencana Kementerian Perhubungan untuk mengembangkan kapasitas pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, pembangunan sumber daya manusia dalam bidang perhubungan bisa dilakukan di seluruh Indonesia.
BPPTD di Mempawah, lanjut Norsan, kelak melayani 2/3 wilayah Indonesia. Balai tersebut diharapkan bisa memenuhi pengembangan sumber daya manusia di bidang transportasi darat, khususnya angkutan sungai, danau, dan pelabuhan (ASDP), di sekitar 17 provinsi dan 340 kabupaten/ kota. Selain menyelenggarakan diklat ASDP, kampus BPPTD Mempawah melayani para aparatur dan operator jasa ASDP.
BPPTD juga akan memberikan dua fungsi lain bagi masyarakat, yakni fungsi rekreasi dan edukasi. ’’Untuk fungsi rekreasi, kementerian berencana membuat water front city di sisi luar kampus,’’ kata Norsan.
Water front city bakal menjadi sarana rekreasi baru yang menarik bagi warga dan siapa pun yang melintasi Kota Mempawah. Untuk fungsi edukasi, lanjut dia, BPPTD merupakan sarana pengenalan bagi anak-anak mengenai potensi wilayah Indonesia yang lekat dengan dunia perairan.
Bukan hanya STAIM dan BPPTD, mantan ketua Gapensi Kalbar itu juga berhasil menggandeng Kementerian Dalam Negeri untuk membangun kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Desa Sungai Purun Besar, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah. Lokasi kampus IPDN itu sempat menuai pujian dari Menteri Dalam Negeri Kabinet Indonesia Bersatu Gamawan Fauzi.
Saat meninjau lokasi kampus pada 14 Januari 2013, Gamawan mengungkapkan, di antara delapan kampus IPDN yang tersebar di seluruh Indonesia, hanya kampus IPDN di Kabupaten Mempawah yang sangat strategis dan indah. Yakni, berada di luar kota di antara jalan negara dan laut dengan nuansa alami. ’’Saya berharap Kabupaten Mempawah menjadi Jogja-nya Kalbar yang nanti menghasilkan tenaga intelektual dari sekolah-sekolah tinggi yang dibangun,’’ ungkapnya.
Di bidang perekonomian, Pemkab Mempawah membangun pelabuhan internasional di Sungai Kunyit dan pengolahan bauksit PT Antam. Sektor ekonomi kerakyatan juga tidak luput dari perhatian. Di antaranya, pembangunan pusat kuliner di Terminal Mempawah, usaha keramba warga di sepanjang Sungai Mempawah, pusat perekonomian warga di Sungai Pinyuh, Pelabuhan Perikanan Internasional (PPI) Kuala Mempawah sebagai kawasan minapolitan berbasis perikanan tangkap, pusat perindustrian terpadu di Sungai Burung, serta pasar Sebukit Rama yang menjadi satu-satunya pasar percontohan di Kalimantan Barat.
Norsan juga ingin menjadikan Mempawah sebagai basis industri di Kalbar. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pabrik maupun gudang di wilayah Mempawah. (wah/c5/tom)