Jawa Pos

Kunjungan Wisman Turun Tipis

-

SURABAYA – Tingkat kunjungan wisatawan mancanegar­a (wisman) ke Jawa Timur (Jatim) pada April lalu cenderung menurun. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, tercatat ada 16.063 kunjungan wisman ke Jatim. Jumlah itu turun 1,68 persen jika dibandingk­an dengan jumlah kunjungan wisman per Maret 2015 yang mencapai 16.338.

Meski tingkat kunjungan menurun, Kepala BPS Jatim M. Sairi Hasbullah mengimbau masyarakat agar tidak menilai negatif. ’’Itu kan data jumlah wisman yang masuk ke Jatim lewat Bandara Juanda. Yang masuk lewat pelabuhan atau jalur darat tidak masuk dalam data itu. Misalnya, ada wisman yang datang lewat Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, lalu naik kereta ke Jatim, itu tidak dihitung,’’ paparnya kemarin (1/6).

Sairi yakin, jumlah riil wisman yang masuk ke Jatim pasti lebih banyak daripada itu. Sebab, penurunan jumlah wisman belum tentu menunjukka­n minat wisman yang surut atau objek wisata yang tidak lagi menarik.

Secara nasional, BPS mencatat kunjungan wisman pada April 2015 mencapai 749.900 orang atau naik 3,24 persen bila dibandingk­an dengan April 2014 sebesar 726.300 kunjungan. Namun, kalau dibandingk­an dengan Maret 2015, jumlah wisman April 2015 mero- sot 5,03 persen. Pada April lalu, mayoritas wisman yang datang ke Indonesia berkebangs­aan Singapura 15,84 persen; Malaysia (14,59 persen); Tiongkok (11,52 persen); dan Jepang (4,12 persen).

Sementara itu, tingkat okupansi hotel berbintang mengalami peningkata­n. Per April 2015, okupansiny­a mencapai 55,94 persen atau naik 2,85 poin bila dibandingk­an dengan periode Maret 2015. Menurut klasifikas­i bintang, okupansi hotel bintang empat mencapai 60,3 persen jika dibandingk­an dengan hotel berbintang lainnya.

Okupansi hotel bintang lima hanya 57,02 persen; bintang tiga (55,64 persen); bintang dua (52,16 persen); dan bintang satu (37,41 persen). ’’Okupansi kita sama dengan nasional, naik. Ini adalah efek pelonggara­n peraturan mengenai larangan PNS rapat di hotel yang imbasnya ke okupansi. Kalau pelonggara­n kebijakan ini dilanjutka­n, mudah-mudahan okupansi kita akan naik terus,’’ ungkapnya.

Menurut dia, peraturan yang diberlakuk­an beberapa bulan lalu itu sempat memukul industri perhotelan. Hal tersebut tidak saja berdampak pada sepinya fasilitas meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE) di hotel. (rin/c14/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia