Solar Impulse 2 Mendarat Darurat
Terganjal Cuaca Buruk
TOKYO – Petualangan Solar Impulse 2 terhambat. Pesawat terbang tenaga surya pertama yang melanglang buana tersebut terpaksa mendarat di Kota Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang. Itu merupakan pendaratan tak terjadwal pertama pesawat yang dipiloti bergantian oleh Andre Borschberg dan Bertrand Piccard.
Duduk di balik kemudi Solar Impulse 2, Borschberg bertolak dari Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, pada Minggu lalu (31/5). Seharusnya penerbangan itu menjadi petualangan terpanjang Solar Impulse 2. Sebab, dari Tiongkok, pesawat tenaga surya tersebut akan menempuh perjalanan 8.175 kilometer menuju Kepulauan Hawaii. Sedianya, Solar Impulse 2 akan terbang nonstop selama enam hari.
Namun, faktor cuaca membuyarkan rancangan matang duo pilot asal Swiss tersebut. Gara-gara cuaca buruk, Solar Impulse 2 terpaksa mendarat di Jepang kemarin (1/6). Kementerian Perhubungan Jepang dan Otoritas Bandara Nagoya pun langsung mempersiapkan landasan dan area untuk menyambut kedatangan tak terjadwal pesawat tenaga surya tersebut.
”Sebenarnya tim kami sudah mulai mendeteksi adanya kemungkinan cuaca buruk pada rute ini sejak sekitar 36 jam lalu,” kata Elke Neumann, juru bicara proyek keliling dunia Solar Impulse 2. Awalnya tim yakin pesawat spesial itu akan mampu melalui tantangan cuaca buruk tersebut. Maka, tim memberikan lampu hijau kepada Borschberg untuk melanjutkan perjalanan.
”Pertimbangan lebih lanjut membuat kami memutuskan untuk mendarat di Jepang lebih dahulu sampai cuaca buruk berlalu,” lanjut Neumann. Sebab, jika tidak berhenti di Negeri Sakura, Solar Impulse 2 tidak akan punya kesempatan untuk mendarat jika cuaca buruk menyerang. Artinya, Solar Impulse 2 akan terpaksa terbang dalam cuaca buruk sampai tiba di Hawaii.
Terbang dalam cuaca buruk atau nekat melanjutkan penerbangan sampai tujuan, menurut Neumann, terlalu berbahaya. Solar Impulse 2 akan dihadapkan pada risiko yang sangat tinggi. Karena itu, tim meminta Borschberg mendarat di Jepang. ”Keselamatan pilot dan keamanan penerbangan adalah prioritas utama. Kami akan menunggu selama beberapa hari di Jepang, sampai cuaca membaik,” paparnya. (AP/AFP/ BBC/hep/c10/ami)