Jawa Pos

Ahok-Djarot Mulai Pecah

Gubernur Dinilai Terlalu Emosional

-

JAKPUS – Hubungan Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama dengan wakilnya, Djarot Saiful Hidajat, mulai panas. Perbedaan pandangan soal Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) Senayan menjadi penyebabny­a.

Ahok –sapaan akrab Basuki– yang tidak setuju dengan acara itu tidak segan melayangka­n kritik dan teguran keras kepada Djarot lewat media massa. Djarot dianggap tidak berkoordin­asi dengan dirinya sebelum mengambil keputusan soal pemberian izin PRJ Senayan yang dilaksanak­an swasta.

Teguran keras Ahok itu membuat Djarot bereaksi. Dia pun membantah pernyataan Ahok soal tidak adanya koordinasi tersebut. Bahkan, dia menyangsik­an pernyataan Ahok yang tidak mengetahui acara itu. Dia lantas membeberka­n kronologi pelaksanaa­n PRJ Senayan, mulai perencanaa­n hingga resmi dibuka Sabtu (30/5).

Menurut Djarot, warga mendatangi dirinya untuk menyampaik­an usul kegiatan tersebut sebagai lanjutan PRJ Monas tahun lalu. Dia menyambut baik karena acara tidak menggunaka­n APBD. Proses pun dimulai melalui asisten bidang perekonomi­an dan asisten bidang pemerintah­an yang selanjutny­a diteruskan kepada Ahok sebagai kepala daerah.

’’Jelas (Ahok tahu) karena tembusanny­a pasti ke Pak Gubernur. Itu menggunaka­n lahan Setneg (sehingga harus ada izin resmi dari gubernur),’’ katanya di balai kota Senin (1/6).

Mantan wali kota Blitar, Jawa Timur, itu membantah dirinya mengeluark­an izin tersebut. Menurut dia, diri- nya hanya memberikan dukungan, sedangkan izin dan prosedur lainnya diurus instansi terkait kepada Ahok. Djarot memberikan dukungan karena PRJ Senayan dinilai cocok untuk menghidupk­an ekonomi kreatif warga kelas menengah ke bawah.

Selain itu, warga Jakarta yang tidak mampu masuk ke PRJ Kemayoran karena mahalnya tiket bisa datang ke PRJ Senayan. Dengan demikian, warga kelas menengah ke bawah punya hiburan tersendiri dalam merayakan HUT Jakarta tahun ini. ’’Jangan kemudian yang Senayan itu saingan Kemayoran. Itu beda banget. Ini pelengkap saja,’’ tegasnya.

Soal pernyataan Ahok yang menilai tidak pernah berkoordin­asi, politikus PDI Perjuangan itu menanggapi dengan santai. Menurut dia, Ahok mungkin lupa berkoordin­asi karena sangat sibuk. Karena itu, dia berharap persoalan tersebut tidak diperpanja­ng.

Djarot meminta tidak ada pihakpihak yang menggiring masalah itu ke topik lain. Termasuk ke politik atau mengadu domba dirinya dengan Ahok. ’’Mungkin lupa ya. Kemarin sudah saya sampaikan kok itu. Nggak ada masalah,’’ paparnya.

Meski Djarot mengaku tidak ada persoalan serius dengan Ahok, kenyataann­ya, di Balai Kota kemarin terlihat pemandanga­n yang berbeda. Jika biasanya Ahok dan Djarot memimpin rapat pimpinan (rapim) bersama seluruh kepala dinas dan pejabat DKI lainnya, Djarot kemarin tidak hadir. Dia berdalih, dirinya tidak hadir karena harus melakukan sidak ke kantor badan kepegawaia­n daerah (BKD) untuk memastikan kedisiplin­an PNS.

Djarot pun membantah ketidakhad­irannya dalam agenda resmi tersebut disebabkan adanya perselisih­an dirinya dengan orang nomor satu di DKI itu. ’’Sudah izin kok. Saya dapat tugas dari Pak Gubernur untuk memantau ini (PNS),’’ ungkapnya.

Sementara itu, pengamat politik Karyono Wibowo menilai, perselisih­an antara Ahok dan Djarot terjadi karena gaya komunikasi Ahok yang reaktif dan emosional. Konflik yang muncul sekarang belum menjurus ke pilkada DKI Februari 2017. Dia pun berharap Ahok mengubah gaya komunikasi­nya dengan tidak mudah mengumbar emosi dan kemarahan lewat media massa. Apalagi hal itu berkaitan dengan Djarot yang merupakan pendamping­nya.

’’Warga Jakarta tidak mau disuguhi konflik terus. Seharusnya koordinasi dilakukan dengan cara yang baik dan beretika,’’ tegasnya. (fai/c5/ano)

 ??  ?? JADI KONTROVERS­I: Suasana perhelatan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin (1/6). Pelaksanaa­n PRJ menjadi pemicu keretakan hubungan Ahok dengan Djarot.
JADI KONTROVERS­I: Suasana perhelatan Pesta Rakyat Jakarta (PRJ) di Parkir Timur Senayan, Jakarta, kemarin (1/6). Pelaksanaa­n PRJ menjadi pemicu keretakan hubungan Ahok dengan Djarot.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia