Jawa Pos

Terkesan dengan Mentalitas Pemain Negeri Sakura

Karena kerja kerasnya bersama klub Hitachi, Flandy Limpele sempat ditawari menjadi warga negara Jepang. Dia ingin menambah jam terbang dulu sebelum merealisas­ikan mimpi: melatih di Cipayung.

-

RAKHMAT NUR HAKIM,

USIANYA sudah menginjak 37 tahun, sudah terlalu sepuh untuk terus-menerus bersaing sebagai pemain. Karena itu, pensiun adalah pilihan yang paling masuk akal.

Tapi, di sisi lain, dia tak punya keterampil­an lain selain bermain bulu tangkis. Praktis, jalan yang tersisa di hadapannya ketika itu masih berkaitan dengan olahraga tepok bulu tersebut: menjadi pelatih atau berbisnis di bidang perlengkap­an bulu tangkis. Itu pun bukannya tanpa kendala. Dia tak punya pengalaman melatih. Dia juga tak punya modal untuk memulai bisnis.

Sudah empat tahun berlalu, Flandy Limpele masih mengingat benar masa-masa yang berat tersebut. ’’Saat itu saya melewati masa-masa bimbang di mana kita harus berhenti menjadi atlet karena usia. Saya juga tidak memiliki pilihan selain di bulu tangkis. Dunia saya hanya itu,’’ ucap pria kelahiran Manado tersebut ketika ditemui Jawa Pos di tengah perhelatan Piala Wali Kota Surabaya.

Tawaran dari klub bulu tangkis Jepang, Hitachi, mengakhiri masa-masa penuh kebimbanga­n bagi Flandy. Mantan pemain yang tiga kali masuk skuad Piala Sudirman Indonesia itu menjadi bagian dari gelombang besar pelatih asal Indonesia yang berkarir di luar negeri, baik di level klub maupun tim nasional (timnas)

Pihak sponsor yang sudah merasa kecewa dengan rangkaian kabar miring di FIFA pasti bakal merapat ke Piala Dunia tandingan tersebut.

Terlebih, di luar Prancis, Spanyol, dan Rusia yang sudah jelas-jelas memberikan dukungan kepada Blatter, masih ada negara-negara besar Eropa lainnya yang menjadi magnet bagi spon- sor dan hak siar televisi. Yaitu, Jerman, Italia, Belanda, Inggris. Atau bahkan Argentina dan Brasil yang masih bisa memikat hati sponsor.

”European Championsh­ip akan dilangsung­kan dua tahun sekali dengan mengundang negara di luar Eropa. Itu merupakan salah satu bagian dari perlawanan UEFA terhadap skandal korupsi yang dilakukan FIFA. Inisiatif ini akan diikuti negara-negara peringkat atas FIFA yang tidak mau dipim- pin Blatter,” tulis salah seorang sumber Daily Mail.

Di sisi lain, munculnya usulan untuk menggelar turnamen lain sebagai tandingan dari Piala Dunia itu semakin membuat Blatter panas. Ancaman memisahkan diri dari UEFA saja sudah bisa membuatnya kebakaran jenggot. Dilansir dari ABC News, pria berusia 79 tahun itu mengatakan, ada konsekuens­i yang harus ditanggung negara-negara UEFA apabila tetap mewujudkan niatnya.

Dengan pemisahan diri dari FIFA dan pemboikota­n Piala Dunia, eksodus pemain dari non-Uni Eropa –terutama dari Afrika yang notabene pendukung setia Blatter– gemerlap liga domestik di Eropa akan berkurang. ’’Bagaimana jadinya apabila kompetisi mereka tidak punya pemain lagi? Apakah mereka tetap jadi negara terkaya dan terbaik?’’ tegas Blatter seakan menyindir Italia dan Inggris yang punya kompetisi Serie A Italia dan Premier League. (ren/c10/ttg)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? Surabaya
JAM TERBANG: Flandy Limpele saat bermain di Piala Wali Kota Surabaya di GOR Soedirman (1/6).
BOY SLAMET/JAWA POS Surabaya JAM TERBANG: Flandy Limpele saat bermain di Piala Wali Kota Surabaya di GOR Soedirman (1/6).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia