Bentuk Komite Investigasi
Selidiki Mafia Sepak Bola Nasional
JAKARTA – Kendati masih menunggu putusan final pengadilan tata usaha negara (PTUN) terkait dengan gugatan PSSI atas surat keputusan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Tim Transisi PSSI terus berbenah. Terbaru, tim bentukan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi itu berencana membentuk komite investigasi.
Salah seorang anggota Tim Transisi PSSI Cheppy T. Wartono mengungkapkan, ide untuk membentuk pokja investigasi itu lahir berdasar rekomendasi dari Tim Sembilan yang dibubarkan awal Mei lalu. ’’Sebab, ada banyak kasus terkait sepak bola yang ditemukan Tim Sembilan. Nah, kasus-kasus itulah yang ingin kami dalami lewat komite investigasi nanti,’’ jelasnya.
Menurut dia, selain dari rekomendasi Tim Sembilan, ada sejumlah laporan dari masyarakat terkait dengan praktik-praktik kotor yang dilakukan para pengurus sepak bola tanah air selama ini. Mulai isu suap, pengaturan skor, hingga insiden sepak bola gajah yang melibatkan PSIS Sleman dan PSS Semarang di Divisi Utama lalu.
Untuk memaksimalkan kinerja komite investigasi tersebut, Cheppy menyebutkan, pihaknya membutuhkan figur tambahan dalam Tim Transisi PSSI. Terutama dari tokoh-tokoh nasional yang memiliki latar belakang kepolisian dan penegak hukum lainnya. Sebab, mereka tentu memiliki banyak pengalaman dalam hal investigasi.
Politikus PDIP itu menyebutkan, untuk memperlancar investigasi di internal PSSI tersebut, mereka juga akan melibatkan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), kepolisian, serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). ’’Kami sudah memiliki data-data mentahan untuk itu. Jadi, data itu tinggal didalami saja,’’ jelasnya.
Mantan anggota Tim Sembilan Djoko Susilo menyambut baik rencana pembentukan komite investigasi dalam Tim Transisi PSSI. Sebab, dengan begitu, sindikat kejahatan sepak bola yang selama ini terjadi bisa terungkap secepatnya. ’’Tapi, orang-orang dalam komite investigasi ini harus benarbenar memiliki pengalaman luas karena kondisi di lapangan biasanya lebih sulit,’’ ujarnya.
Saat ini, dari total 17 nama yang diumumkan ke dalam tim transisi, hanya ada 13 tokoh yang masih bertahan. Nah, belakangan 13 tokoh yang masih bertahan tersebut lantas bertransformasi menjadi lima kelompok kerja, yaitu komunikasi, konsolidasi internal, tim nasional, kompetisi, dan Kongres Luar Biasa (KLB). Pokja itu secara otomatis akan bertambah menjadi enam bila keinginan untuk pembentukan pokja investigasi direstui Imam Nahrawi. (dik/c23/ko)