Tambah 170 Siswa Lolos Jalur Prestasi
SIDOARJO – Jumlah siswa yang lolos seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) jalur prestasi di Sidoarjo, baik SMP maupun SMA, bertambah. Sebelumnya, total siswa yang diterima saat pengumuman pertama pada 27 Mei lalu adalah 445 siswa dari total pendaftar 674 siswa. Kini jumlahnya bertambah 170 siswa.
Tambahan 170 siswa itu muncul dalam pengumuman tahap kedua yang disampaikan dispendik pada Sabtu (30/5). Dalam pengumuman tersebut, dinyatakan ada tambahan 100 siswa yang diterima ke SMP dan 70 siswa yang lolos ke SMA dari jalur prestasi.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dispendik Sidoarjo Tirto Adi menjelaskan, sebagian siswa yang lolos tahap II itu datang dari siswa yang sertifikat prestasinya masih harus dicek. Dispendik perlu memastikan apakah prestasi tersebut diperoleh dari perlombaan yang berjenjang atau tidak. Sebab, syarat prestasi yang diakui hanya perlombaan yang sifatnya berjenjang, mulai kabupaten, provinsi, hingga nasional. Selain itu, ada para siswa yang meraih Jumlah Pendaftar: 306 Yang diterima tahap I: 186 Tidak daftar ulang: 6 Yang diterima tahap II: 100 Total yang diterima: 280 Jumlah Pendaftar: 368 Yang diterima tahap I: 259 Tidak daftar ulang: 26 Yang diterima tahap II: 70 Total yang diterima: 303 prestasi cabang olahraga sepak bola.
Tirto menyampaikan, awalnya sepak bola kelompok umur tidak tergolong prestasi yang diakui. Sebab, sifatnya tidak berjenjang. Namun, setelah hasil seleksi tahap pertama diumumkan, pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kabupaten Sidoarjo melayangkan surat keterangan (SK) ke dispendik. SK tersebut menyatakan, kejuaraan sepak bola ke- lompok umur adalah kejuaraan berjenjang. SK dari pengurus PSSI itu kemudian disetujui Kepala Dispendik Mustain Baladan.
’’Saya sebagai ketua PPDB harus menjalankan rekomendasi yang telah disetujui kepala dinas,’’ ujar Tirto kemarin (1/6). Akhirnya, muncul nama-nama baru yang diterima melalui jalur prestasi pada pengumuman tahap kedua. ’’Patokan kami tetap prestasi yang berjenjang. Surat dari PSSI itu yang kami jadikan dasar,’’ lanjutnya.
Mustain menambahkan, awalnya dispendik menolak sertifikat kejuaraan sepak bola kelompok umur. Mereka mengira kejuaraan itu tidak berjenjang. Tetapi, setelah ada SK dari PSSI Kabupaten Sidoarjo, dispendik menerimanya. ’’ Yang mendaftar jalur prestasi memang paling banyak (meraih prestasi, Red) dari kejuaraan sepak bola,’’ terang Mustain.
Peserta yang diterima jalur prestasi tahap II itu diberi kesempatan selama dua hari untuk mendaftar ulang. Yakni, pada 1 dan 3 Juni. Sebab, 2 Juni merupakan hari libur nasional. (ayu/c23/pri)
– Warga Perumahan Taman Pinang Indah (TPI) tetap berpegang pada pendiriannya. Mereka menolak aktivitas pedagang kaki lima (PKL) di wilayah TPI. Untuk menurunkan tensi, Pemkab Sidoarjo membuat solusi jangka pendek dengan menempatkan para PKL di parkir timur GOR Delta.
Solusi itu muncul dalam dengar pendapat ( hearing) yang digelar di gedung DPRD Sidoarjo kemarin (1/6). Dalam hearing yang dipimpin Ketua DPRD Sidoarjo Sulamul Hadi Nurmawan tersebut, hadir per wakilan warga TPI dan pihak pemkab. Termasuk satpol PP dan pihak Kecamatan Sidoarjo. Selama dengar pendapat berlangsung, puluhan PKL menggelar aksi di luar gedung DPRD.
Dalam hearing tersebut, warga TPI kembali menegaskan penolakannya terhadap PKL. ”Keputusan warga sudah bulat. Keputusan ini merupakan akumulasi dari sekian persoalan yang timbul akibat keberadaan PKL di tempat kami,” cetus perwakilan warga TPI Franki Effendi.
Pria yang juga ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sidoarjo itu menyebutkan bahwa jalan TPI masih berstatus milik warga perumahan. Jalan tersebut belum diserahkan kepada pemkab. Karena itu, warga masih memiliki hak penuh atas jalan tersebut. Terutama untuk menentukan pemanfaatannya.
Menurut Franki, warga TPI justru lebih sering dibuat kesal oleh kehadiran PKL di jalan itu. Bukan hanya karena kawasannya menjadi kotor dan macet, warga juga kerap bermasalah dengan PKL yang membuka lapak sembarangan. Akibatnya, kendaraan warga yang hendak masuk atau keluar perumahan menjadi terhalang.
” Kami juga sering dimaki ( kalau mengingatkan PKL, Red). Ini kan aneh. Kami ini yang memiliki hak, tapi kami malah dimaki,” pa parnya. Warga, lanjut Franki, siap meng ha dang PKL agar tidak berjualan di sepanjang jalan raya Pe rumahan TPI hari ini ( 2/ 6). Hari ini me rupakan hari libur
Kami akan alihkan
PKL ke parkir timur GOR (Delta, Red). Itu merupakan solusi jangka pendek yang bisa
kami lakukan.”
Camat Sidoarjo na sional dan PKL biasanya memanfaatkannya untuk membuka lapak di kawasan tersebut.
Minggu lalu (31/5) satpol PP juga mencegah PKL berjualan di sepanjang jalan raya TPI. Bahkan, mereka memarkir dua truk di pintu masuk dan berjaga-jaga di jalan utama perumahan yang tergolong elite tersebut. ”Fungsikan fasum (fasilitas umum, Red) untuk jalan. Kalau difungsikan untuk jalan, kami tidak akan menguranginya. Kami akan mengikhlaskan,” tandas Franki.
Sikap warga itu membuat pemkab dan DPRD berupaya mencarikan jalan keluar. Sebab, mereka tidak ingin perseteruan warga dengan PKL semakin runcing. ”Kami sudah diskusikan hal ini dengan asisten II ( bidang perekonomian dan pembangunan pemkab, Red). Dari diskusi itu, kami buatkan solusi untuk pengalihan PKL,” jelas Camat Sidoarjo Pujoseno.
Menurut dia, pemerintah saat ini tidak mungkin melarang PKL berjualan. Selain jumlahnya banyak, mereka begitu ngotot untuk tetap bisa menjajakan dagangan. ”Kami akan alihkan PKL ke parkir timur GOR (Delta, Red). Itu merupakan solusi jangka pendek yang bisa kami lakukan,” tuturnya.
Pengalihan tersebut akan dimulai hari ini. Bersama satpol PP, pihak kecamatan akan menjaga kawasan TPI dan menggiring PKL untuk berjualan di GOR. ”Kami kira itu cara yang paling efektif untuk saat ini. Untuk jangka panjangnya, tentu kami berharap ke depannya ada sentra PKL,” ujar Pujoseno. (fim/c9/pri)
PUJOSENO