Terinspirasi Dampak Luapan Lumpur, Usung Dolanan Anak Porong
Tahun ini tim karawitan SMPN 1 Sidoarjo kembali mewakili Kota Delta dalam ajang FLS2N bidang seni tradisional tingkat provinsi. Berbagai persiapan sudah dilakukan. Termasuk lati- han sampai malam. Melihat Persiapan Siswa Kota Delta di Ajang FLS2N (1)
PERMAINAN gamelan lima siswa SMPN 1 Sidoarjo itu terdengar sangat menawan. Apalagi, mereka juga memadukannya dengan menyanyikan sebuah tembang. Kelompok itu beranggota Muhammad Yusuf Ardianto, Muhammad Hemirsyah Purtanda Fadel, Diana Novita Sari, Zafira Almadani, dan Putri Nafisa. Hanya Putri yang duduk di kelas VII, yang lain kelas VIII.
Lima siswa itulah yang akan me- wakili Sidoarjo dalam ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat SMP bidang seni tradisional se-Jawa Timur. Mereka akan tampil pada 5 Juni mendatang. ’’Setiap pulang sekolah, kami berkumpul bersama untuk latihan,’’ kata Yusuf pada Jumat lalu (29/5).
Intensitas latihan semakin tinggi selama sebulan terakhir. Setiap latihan karawitan, Yusuf bersama temantemannya bisa keasyikan. Tak terasa hari sudah memasuki malam.
Dalam ajang FLS2N nanti, mereka mempersiapkan tema spesial, yakni
Tema itu dipilih untuk memperingati sembilan tahun bencana lumpur di Sidoarjo yang jatuh pada 29 Mei. ’’Kami prihatin anak-anak (Porong, Red) jadi tidak bisa bermain. Mereka terpisah dari sahabat. Pesan itu yang ingin kami tampilkan melalui pertunjukan seni karawitan,’’ ujar Yusuf.
Zafira menambahkan, timnya juga telah menyiapkan lagu berjudul
Sebagaimana diketahui, Siring adalah nama salah satu desa yang terdampak luapan lumpur. Dengan karya yang sarat makna itu, Zafira berharap timnya menjadi juara di tingkat provinsi dan bisa mewakili Jatim ke tingkat nasional. ’’Mudahmudahan kami menang,’’ ujarnya.
Dalam pertunjukan seni karawitan nanti, tim tersebut tidak hanya memainkan gamelan. Tetapi, juga mempertunjukkan aksi cup song. Bila biasanya alat yang dipakai adalah gelas plastik, tim itu menggunakan bambu yang dipotong pendek. ’’Nanti ada juga yang nembang (menyanyi, Red) dan membaca puisi,’’ sambung Fadel.
Pengalaman mengikuti lomba festival seni tradisional bagi tim tersebut bukanlah kali pertama. Sebelumnya, Zafira dan Yusuf pernah mengikuti ajang serupa pada 2014. Tampil bersama personel yang berbeda, saat itu mereka berhasil masuk predikat penyaji terbaik tingkat provinsi. Namun, mereka gagal mewakili Jatim ke tingkat nasional.
Pada Selasa (2/6) tim karawitan SMPN 1 Sidoarjo juga mengikuti Pekan Seni Pelajar (PSP) yang diselenggarakan Dinas Dikbud Jatim. ’’Kami harus menyiapkan fisik. Menjaga kesehatan,’’ tambah Nadia. (*bersambung/c7/pri)