Bawa Inovasi untuk Berlaga di Jakarta
”Mimpi” sukses bisa men- jadi motivasi tinggi seseorang untuk mengejar cita-cita. Kepada siswasiswi SMA Negeri 1 Sidayu, Bupati Sambari Halim Radianto menularkan pengalaman tentang ”mimpi” itu. SMAN 1 Sidayu, Sekolah yang Terus Mengukir Prestasi
PIAGAM penghargaan jawara Sunny Girlband dengan hadiah Rp 100 juta masih menempel di ruang kepala SMA Negeri 1 Sidayu. Sunni Girlband adalah grup band perempuan yang menjadikan Gresik tenar di Nusantara pada 2012. Delapan penyanyi cantik dan memakai hijab itu terpilih sebagai jawara audisi pencarian bakat boyband-girlband Indonesia di televisi nasional.
”Ini kenang-kenangan manis untuk sekolah,” kata Kepala SMAN 1 Sida- yu Arif Suswanto kemarin (1/6).
Sekolah yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat pemerintahan Gresik itu memiliki seabrek prestasi. Baik akademis maupun nonakademis. Dalam pengumuman ujian nasional (unas) SMA tahun ini, sekolah itu masuk lima besar se-Jatim untuk jurusan bahasa. Bahkan, 73 lulusan SMAN 1 Sidayu diterima tanpa tes di sejumlah perguruan tinggi negeri.
Pada 6 Juni ini, dua siswa sekolah tersebut berangkat ke Jakarta. Duta Gresik itu bernama Zahrutul Firdausi dan Rizal Prasetya. Keduanya akan mengikuti kompetisi National Innovation and Creativity Exhibition di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Menurut guru pembimbing karya ilmiah remaja (KIR) Siti Khodijah, kedua anak didiknya membawa inovasi berupa alumatic-holp (lampu listrik otomatis dengan sistem rangkaian paralel).
”Itu penerangan ruangan dengan sistem sensor cahaya. Bila ruang disinari cahaya, otomatis lampu mati. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya di ruangan, lampu menyala,” papar Siti Khodijah.
Prestasi siswa dan sekolah tersebut memotivasi Bupati Gresik Sambari Halim Radianto bertandang ke sekolah itu. Tiba pukul 06.45, Sambari didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Mahin dan Asisten Mighfar Syukur. Orang nomor satu di Pemkab Gresik tersebut didapuk menjadi pemimpin upacara.
Pada kesempatan itu, Sambari memotivasi ratusan siswa dan guru untuk terus ”bermimpi” dengan cita-cita tinggi. ”Dengan cita-cita, kita terpacu untuk mewujudkan mimpi,” katanya.
Sambari mencontohkan dirinya yang waktu kecil sudah yatim dan miskin. ”Saya terpacu belajar untuk mewujudkan mimpi. Dengan pendidikan, kemiskinan bisa diputus,” katanya. Sambari bahkan bisa berkuliah di Harvard University di Amerika Serikat. (c6/roz)