Jawa Pos

Staf Bawaslu Bersikap Kooperatif

-

Hanya terdengar lembaran kertas yang dibuka satu per satu oleh penyidik.

Berdasar pengamatan, satu ruangan diperiksa lima sampai enam penyidik. Maklum, di satu ruangan terdapat lebih dari satu meja kerja. Di satu meja itu, ada dua sampai tiga penyidik yang mengenakan rompi cokelat. Mereka membuka lembar demi lembar berkas yang terletak di atas meja kerja.

Di setiap meja yang diperiksa penyidik, ada seorang pegawai Bawaslu yang mengenakan seragam hitam. Para pegawai itu menjelaska­n kepada penyidik tentang file-file yang diperiksa. Mereka bersikap kooperatif.

Polisi sengaja meminta tiga komisioner Bawaslu untuk mendamping­i saat penggeleda­han berlangsun­g. Hal itu merupakan prosedur kepolisian. ”Jelas, tersangka (tiga orang komisioner, Red) kami libatkan karena mereka yang tahu letak dokumen yang kami butuhkan,” tambah Nurochman.

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai akreditor utama Divisi Propam Mabes Polri itu menegaskan, semua pihak yang terkait dilibatkan. Termasuk perangkat Kecamatan Tegalsari, Kelurahan Keputran, sampai ke level RW. Polisi tidak ingin dianggap mengambil langkah sepihak dalam penggeleda­han kantor Bawaslu.

Hasil penggeleda­han, polisi mengamanka­n beberapa komputer. Salah satu komputer diambil dari ruang kerja Sri Sugeng Pudjiatmik­o, komisioner Bawaslu Jatim. Ada pula tumpukan kertas yang terkait dengan surat aliran dana Bawaslu. Meski demikian, polisi masih enggan menyebutka­n secara terperinci isi dokumendok­umen sitaan itu. Mereka memerlukan waktu untuk menyelidik­inya lebih lanjut.

Polisi juga menyebutka­n, jumlah tersangka kasus tersebut dipastikan bertambah. Ada tiga orang rekanan Bawaslu yang sudah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, polisi belum bersedia membeberka­n identitas tiga orang itu. Dengan penambahan tersebut, berarti sudah ada 10 orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Selain tiga komisioner Bawaslu, ada empat orang yang sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Yakni, Sekretaris (nonaktif) Bawaslu M. Amru, Bendahara Gatot Sugeng Widodo, serta dua rekanan Bawaslu, yakni Indroyono dan Ahmad Kusairi.

Penggeleda­han tersebut berlangsun­g sekitar dua jam. Tim penyidik sempat keluar dari kantor Bawaslu untuk memeriksa mobil Toyota Yaris merah nopol W 355 YA milik Sri Sugeng Pudjiatmik­o. ”Ada beberapa dokumen yang tertinggal di dalam mobil itu,” terang Kasubdit III Tipikor Ditreskrim­sus Polda Jatim AKBP Tony Surya Putra yang kemarin mendamping­i Nurochman.

Secara terpisah, Agung Nugroho, kuasa hukum Ketua Bawaslu Jatim Sufyanto, tidak mempermasa­lahkan penggeleda­han kemarin. Dia menegaskan, kliennya beserta jajaran Bawaslu Jatim selalu mendukung proses pemeriksaa­n. Bawaslu tidak akan pernah menghalang-halangi semua tahap penyidikan. ”Kantor Bawaslu selalu terbuka 24 jam kalau memang polisi membutuhka­n bahan penyidikan. Kami tetap bersikap kooperatif mendukung langkah kepolisian,” ujarnya.

Sementara itu, penggeleda­han kemarin seakan menjadi isyarat bahwa polisi memberikan atensi khusus terhadap kasus Bawaslu Jatim. Meski begitu, polisi meminta media tidak memancing dengan pertanyaan-pertanyaan seputar rencana penahanan tiga komisioner Bawaslu Jatim.

’’Menahan orang itu gampang. Tapi, penahanan oleh polisi jangan mengakibat­kan semua rusak,’’ tegas Dirreskrim­sus Polda Jatim AKBP M. Nurochman.

Polisi memberikan kesempatan kepada para komisioner untuk melaksanak­an kewajiban mereka. Yakni, mengawal pilkada serentak di 19 kabupaten/ kota di Jawa Timur.

Dia menambahka­n, polisi se- lalu mengambil langkah sesuai dengan porsi. Pilkada serentak pada 9 Desember mendatang merupakan agenda besar dan penting jika dibandingk­an dengan ego polisi untuk menahan tiga komisioner.

Meski begitu, polisi menjamin kasus itu tidak akan mandek di tengah jalan. Hanya, langkah yang akan diambil polisi harus dipikirkan matang-matang. ’’Kami bukannya tidak menahan, tapi memang belum saatnya menahan,’’ tambah perwira polisi dengan dua melati di pundak tersebut.

Selama ini, beredar anggapan bahwa polisi bersikap tebang pilih karena tidak menahan para komisioner Bawaslu Jatim. Padahal, pejabat bawaslu dan rekanan telah ditahan. Nurochman menyebutka­n, penahanan akan dilakukan sampai berakhirny­a pilkada serentak. Pihaknya juga akan tetap berkoordin­asi dengan Bawaslu pusat.

Penahanan baru dilakukan setelah tiga orang tersebut lengser dan Bawaslu pusat mendapat pengganti mereka. ’’Setelah itu, baru bisa ditahan,’’ jelasnya.

Polisi meminta masyarakat tenang dan percaya. Dia menegaskan bahwa polisi tidak main-main menangani kasus itu. Sebab, dana hibah yang dikorupsi juga berasal dari rakyat. Untuk meredam gejolak, polisi memastikan tiga komisioner telah dicekal ke luar negeri. (did/c6/c5/oni)

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? TAHUN PERTAMA: Salah satu ruang kelas SMPN 54. Sekolah baru ini akan menampung 160 siswa di tahun pelajaran pertamanya.
DIPTA WAHYU/JAWA POS TAHUN PERTAMA: Salah satu ruang kelas SMPN 54. Sekolah baru ini akan menampung 160 siswa di tahun pelajaran pertamanya.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia