Kolaborasi Underground Taufik Monyong
SURABAYA – Taufik Monyong membuktikan, sebagai seorang seniman, yang harus dilakukan adalah terus menghasilkan karya. Saat kesenian di Surabaya mencapai titik terendahnya, dia tidak berhenti. Bahkan turut membangkitkan gairah seni kepada masyarakat. Bukti tersebut dituangkan dalam
solo exhibition bertajuk Konspirasi yang diadakan di Gedung Utama Balai Pemuda, Surabaya. Sebanyak 48 karya lukisnya dipamerkan mulai kemarin hingga Kamis (4/6).
Taufik Monyong menyatakan, kali ini dirinya ingin mengkritik permasalahan-permasalahan di Indonesia. Topik seperti buruh, nelayan, anak muda, hingga kekuasaan ditampilkan melalui goresan garis yang dipenuhi warna-warna mencolok. ’’Saya tidak mau terkurung dalam stigma bahwa pelukis itu warnanya harus begini-begini. Saya berkarya semau saya. Warna-warna yang nabrak banget ini juga simbolsimbol tentang kekuasaan dan ketidakadilan yang menjerat In- donesia sekarang,’’ jelasnya.
Pameran tunggalnya kemarin tidak hanya menampilkan karyakaryanya. Beberapa penampilan dari musisi underground di Surabaya pun dihadirkan. Pria yang terkenal dengan penampilan nyentrik tersebut menjelaskan, hal itu dilakukan sebagai bagian dari penyatuan, wadah, dan penghancur batasan akan kesenian yang selama ini terkotak-kotak. ’’Biar kesenian itu bisa beragam, mereka yang ke sini tidak hanya melihat saya, tapi juga melihat kesenian yang ada di Su- rabaya,’’ ujarnya.
Dwiki Nugroho, kurator pameran tersebut mengatakan bahwa Taufik Monyong adalah salah seorag seniman yang mampu mengangkat tema-tema sosial dalam karyanya. Dwiki menuturkan Taufik sudah mempersiapkan konsep dan mulai mulai melukis untuk pameran ini sejak pertengahan 2014. ’’Tema Konspirasi muncul saat pengerjaan pameran tunggal ini. Setelah sebagian lukisan jadi,’’ jelas pria yang juga anggota dari komunitas Serbuk Kayu ini. (rid/c19/ayi)
Saya tidak mau terkurung dalam stigma bahwa pelukis itu warnanya harus
begini-begini.”
Taufik Monyong
Seniman