Jawa Pos

Spirit Gerakan Kendal Cerdas

Terobosan Bupati Kendal Widya Kandi Susanti (2-Habis) Tidak hanya ingin melihat Kabupaten Kendal maju sebagai kota industri, Bupati Kendal Widya Kandi Susanti juga ingin pendidikan maju. Gerakan Kendal Cerdas menjadi salah satu program unggulan dalam l

-

GERAKAN Kendal Cerdas diluncurka­n pada Mei 2013. Ide dasarnya adalah memberikan pendidikan yang layak lewat sekolah untuk semua kalangan masyarakat. Baik orang kaya maupun miskin. Bagi Bupati Kendal Widya Kandi Susanti, semua warga berhak menikmati pendidikan dan meraih cita-cita.

Sebelumnya, di Kendal banyak anak putus sekolah. Mayoritas berhenti sekolah setelah lulus SMP atau MTs. Setelah SMP, anak-anak dipaksa untuk berhenti sekolah atau bekerja sebagai buruh. Ada kesan pendidikan mahal di masyarakat. Widya lantas mendorong Dinas Pendidikan Kendal untuk me la rang sekolahse ko lah menarik dana sumbangan pengembang­an institusi (SPI) yang selama ini ada. Juga melarang pungutan apa pun dari s e kol a h ke pada orang tua siswa.

”Dengan cara seperti ini, beban orang tua semakin berkurang. Sehingga semangat orang tua untuk menyekolah­kan anaknya hingga perguruan tinggi bisa tumbuh,” ujarnya.

Widya juga mengaktifk­an komite sekolah untuk mengawasi siswa miskin yang terancam putus sekolah. Dia mendata seluruh siswa miskin untuk mendapatka­n beasiswa dari sekolah maupun pemerintah daerah. ”Siswa yang tidak bisa melanjutka­n ke jenjang pendidikan akan kami datangi. Kalau alasannya biaya, akan kami bantu,” jelas ibu empat anak itu.

Tak hanya menghapus SPI, untuk mewujudkan Gerakan Kendal Cerdas, Widya mengajak dinas pendidikan dan dewan pendidikan membuat Gerakan Tertib Jam Belajar serta Gerakan Tertib Jam Mengajar. Dua gerakan itu diperuntuk­kan para siswa dan guru di Kendal agar tidak membolos.

Targetnya, tidak ada lagi pelajar yang keluyuran saat jam pelajaran sekolah. Selain itu, tidak ada guru yang bolos mengajar di kelas. Caranya, mengerahka­n satpol PP untuk patroli pengawasan jika ada siswa dan guru yang membolos.

Dua gerakan tersebut penting. Sebab, di Kendal banyak siswa yang membolos dan nongkrong di tepi jalan saat jam belajar. Gerakan Tertib Jam Belajar, menurut Widya, akan mengurangi angka kenakalan remaja.

Selain itu, diluncurka­n jam belajar masyarakat (jambemas). Pemkab mewajibkan orang tua mendamping­i putra-putrinya yang masih bersekolah untuk belajar. ”Jambemas baru saya resmikan pada Hardiknas Mei lalu dan akan saya perkuat dengan perbup atau perda,” jelasnya.

Menurut dia, kesuksesan belajar bukan hanya tanggung jawab institusi sekolah, tapi juga seluruh masyarakat dan orang tua siswa. ”Masyarakat juga harus memberikan contoh yang baik di lingkungan­nya kepada anak-anak. Contohnya bertutur kata halus, bersikap sopan, dan mengajarka­n kebaikan,” tambahnya.

Gerakan Kendal Cerdas itu juga melibatkan forum komunikasi pimpinan daerah untuk terjun ke sekolah. Dia mewajibkan tiap kepala dinas dan pimpinan daerah di Kendal menjadi pembina upacara di sekolah-sekolah tiap Senin. Unsur pimpinan daerah itu mulai ketua DPRD, Kapolres, kepala kejaksaan negeri, hingga ketua pengadilan. ”Setiap kepala dinas dan unsur pimpinan daerah bisa mengetahui kondisi sekolah sehingga bisa memberikan perhatian kepada sekolah-sekolah yang ada di Kendal,” imbuhnya. (bud/JPG/c11/tom)

 ?? RICKY FITRIYANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG ?? GENERASI MASA DEPAN: Widya Kandi Susanti akrab dengan para siswa di Kendal. Pendidikan menjadi fokus dalam lima tahun terakhir.
RICKY FITRIYANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG GENERASI MASA DEPAN: Widya Kandi Susanti akrab dengan para siswa di Kendal. Pendidikan menjadi fokus dalam lima tahun terakhir.
 ?? RICKY FITRIYANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG ??
RICKY FITRIYANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia