Cikal Bakal Gangguan Lain
SETELAH mengetahui berbagai gangguan mental, sekarang ayo kita beralih ke fisik. Ketika peran emosi sangat besar dalam berpikir, sistem limbik dan hipotalamus di otak akan terangsang. Sistem limbik dan hipotalamus juga merupakan pusat pengendali emosi dan stres psikis.
Dokter Choesnan Effendi AIF AIFO, ahli fisiologi Universitas Hang Tuah dan Universitas Airlangga, menjelaskan bagaimana sistem limbik dan hipotalamus bisa memengaruhi kondisi organ tubuh lainnya. Beberapa organ yang terdampak, antara lain, lambung, jantung, sistem saraf, dan organ reproduksi.
Ketika sistem limbik dan hipotalamus menerima rangsangan berupa beban pikiran atau emosi, lambung akan merespons dengan produksi asam lambung. Semakin banyak beban psikis yang ada, semakin banyak pula asam lambung yang diproduksi. Akibatnya, Anda mengalami penyakit mag atau gastritis. Mual dan rasa perih di lambung merupakan indikasinya.
Jantung juga akan terkena dampak dari beban emosi karena overthinking. Beban emosi bakal memicu jantung untuk berdetak semakin cepat. Frekuensi detak jantung akan bertambah. Itu disebut palpitasi. Jika palpitasi terjadi secara kontinu, kinerja jantung bertambah. Dalam jangka panjang, risiko terkena penyakit gagal jantung pun akan meningkat.
Untuk sistem saraf, beban emosi bakal menghambat produksi neurotransmitter. ’’ Neurotrasmitter merupakan bahan-bahan kimia yang mendukung kinerja otak kita,’’ ujar Choesnan. Di antaranya adalah dopamin (pengatur gerak), serotonin (pengatur tidur dan penenang), serta asetilkolin (memori). Kurangnya neurotransmitter mengakibatkan gangguan kinerja otak seperti sulit tidur, mudah lupa, dan gerak yang tidak terkoordinasi.
Yang tak kalah penting adalah organ reproduksi. Kinerja sistem limbik dan hipotalamus akan memengaruhi produksi hormon estrogen dan progesteron, dua hal yang berperan dalam reproduksi atau menstruasi perempuan. ’’Kalau keduanya terganggu, siklus haid menjadi tidak lancar,’’ tutur Choesnan. ( len/c19/dos)