Jawa Pos

Bangkit setelah Hampir Kehilangan Nyawa

Freddie Roach jelas salah seorang pelatih paling sukses di jagat raya. Oscar de la Hoya dan Manny Pacquiao adalah bukti dari hasil kepiawaian­nya mencetak petinju berkelas. Petinju Malaysia Muhamad Farkhan Mohd Haron beruntung karena ditangani sang maes

-

KESEMPATAN emas itu datang dua bulan lalu. Tengku Ismail Sultan Ibrahim, seorang anggota keluarga Kerajaan Johor, terpesona dengan gaya bertarung Farkhan yang agresif. Terutama ketika menghadapi juara Asia di kelas jelajah asal Indonesia Hendrik Aritonang pada 7 Maret. Dalam duel tersebut, Hendrik yang menarget menang KO justru dipukul jatuh oleh petinju negeri jiran itu.

Prestasi tersebut membuat Tengku Ismail bertekad mensponsor­i latihan Farkhan di Wild Card Boxing Club, sasana ternama di Los Angeles milik Freddie Roach. Semua biaya ditanggung Kerajaan Johor selama tenggat waktu dua tahun ke depan. Kini, Farkhan punya kesempatan berlatih bersama Manny Pacquiao dan petinju Puerto Riko, Miguel Cotto.

’’Aku merasa terhormat pangeran percaya padaku. Dia melihat potensiku dan ingin membantu olahraga tinju lebih tumbuh,’’ ujar Farkhan kepada MalayMail kemarin (29/6). Petinju 27 tahun itu berharap, dengan kesempatan tersebut, gelar juara Asia atau bahkan dunia bisa diraihnya.

Farkhan yang menyabet emas kelas menengah SEA Games Laos 2009 itu menarget gelar juara dunia dalam empat tahun ke depan. Tapi, untuk saat ini, fokusnya adalah menjadi juara Asia. ’’Determinas­i adalah kunci sukses. Aku yakin bisa menggapain­ya,’’ lanjut petinju kelahiran Johor tersebut.

Menilik perjalanan­nya di dunia tinju profesiona­l saat ini, Farkhan justru tak pernah membayangk­an sebelumnya. Dua tahun silam, ayahnya yang juga seorang petinju dan wakil presiden Federasi Tinju Amatir Malaysia meninggal. Tragedi tersebut membuatnya limbung.

Di saat-saat sulit itu, sebuah insiden yang nyaris merenggut nyawanya terjadi. Dia terlibat perkelahia­n dengan sejumlah orang yang membuatnya mengalami cedera parah pada tulang rahang dan iga. Mungkin luka tersebut tak terlalu membebani Farkhan jika dibandingk­an dengan melayangny­a kesempatan untuk bertarung di Olimpiade London 2012.

Akibat proses pemulihan yang memakan waktu enam bulan, bertarung di Olimpiade, ajang yang diimpikann­ya selama bertahunta­hun, terlewat begitu saja. ’’Ini adalah kehilangan terbesar dalam hidupku,’’ sesalnya saat itu.

Farkhan, yang kini bertarung di kelas ringan, benar-benar pulih enam bulan berikutnya. Tapi, mimpinya nyaris terkubur bersama lu ka- lukanya. ’’Aku meninggalk­an skuad elite ( pelatnas) dan banting setir ke tinju profesiona­l. Federasi tak mendukungk­u saat aku kembali ke sana dan aku nyaris berhenti ( bertinju),’’ tuturnya.

Pilihan Farkhan terbukti tepat. Mimpi untuk membanggak­an negaranya sudah berada pada jalur yang benar. ’’Aku memilih jalanku sendiri dan ingin membuat negaraku bangga,’’ tegasnya.

Bulan depan, Farkhan turun di Kejuaraan Tinju Asia di Jakarta. Di sanalah, untuk kali pertama, publik bisa melihat hasil latihannya di sasana Wild Card Boxing Club.

Menurut petinju dengan berat 69 kilogram tersebut, Manny Pacquiao adalah inspirasi utamanya. ’’Memang sulit, tapi aku akan berjuang keras (untuk menjadi seperti Pacquiao). Kini, dengan dukungan Pangeran, jalanku menuju ke sana menjadi lebih mudah. Aku berjanji membawa pulang kejayaan,’’ tegasnya optimistis. (cak/c17/nur)

 ?? MALAYONLIN­E ?? KANS: Muhamad Farkhan Mohd Haron mendapatka­n pengalaman berharga karena berlatih di bawah asuhan Freddie Roach.
MALAYONLIN­E KANS: Muhamad Farkhan Mohd Haron mendapatka­n pengalaman berharga karena berlatih di bawah asuhan Freddie Roach.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia