Sutjipto Merasa Ditolak PKB
Beri Penjelasan Resmi Hari Ini
SIDOARJO – Meski masih irit bicara, Hadi Sutjipto akhirnya bersedia sedikit membuka pertimbangan di balik keputusan untuk ’’berpamitan’’ dengan Saiful Ilah. Tekanan yang begitu besar di internal PKB menjadi salah satu alasan Sutjipto tidak melanjutkan pencalonan di partai tersebut.
Sebagian besar suara di DPC PKB Sidoarjo memang menghendaki agar Saiful menggandeng tokoh muda internal dalam pemilihan bupati (pilbup) mendatang. Karena itu, setelah menimbang matang-matang dalam beberapa hari terakhir, Sutjipto memutuskan untuk ’’pisah jalan’’ dengan Saiful dalam pilbup Desember nanti.
Saat berpamitan di Pendapa Delta Wibawa, Jumat malam (26/6), Sutjipto yang kini menjabat wakil bupati Sidoarjo menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa terus mengikuti tahap penjaringan bakal calon wakil bupati (bacawabup) di DPC PKB. Dalam pertemuan tersebut, turut hadir Rais Syuriah PCNU Sidoarjo KH Ahmad Rofik Sirodj dan Ketua Tanfidziyah PCNU Sidoarjo Abdi Manaf Sholeh.
’’Saya memang tidak muda lagi. Karena itu, saya mengambil keputusan ini,’’ kata Sutjipto kepada Jawa Pos kemarin (29/6). Meski PKB mendorong tampilnya tokoh muda internal, faktanya penjaringan bacawabup di partai tersebut tetap membuka kesempatan bagi tokoh non-parpol atau tokoh eksternal parpol. Selain itu, tidak ada kriteria batasan usia. Akibatnya, banyak kandidat yang sudah tua ikut mendaftar.
Sembilan orang pun melamar ke PKB. Salah satunya, Sutjipto. Pada 12 Juni lalu, Sutjipto juga menghadiri dialog publik dan pemaparan visi misi yang diselenggarakan PKB. Namun, suara di internal PKB yang menolak ’’kedatangan’’ Sutjipto terus bermunculan. Arah dukungan lebih tertuju kepada Nur Achmad Syaifuddin, kader PKB yang kini duduk sebagai ketua Komisi C DPRD Sidoarjo.
’’Ada beberapa alasan yang mendorong saya mengambil keputusan ini. Tapi, saat ini saya belum bisa mengungkapnya,’’ jelas dia. Sutjipto berjanji memberikan keterangan secara gamblang hari ini (30/6). ’’Termasuk langkah saya berikutnya dan alasan saya dulu mendaftar (di PKB, Red),’’ lanjutnya.
Saat ini santer dikabarkan Sutjipto akan maju sebagai calon bupati dan bersaing dengan Saiful. Dia juga sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai. Di antaranya, PDIP dan Partai Demokrat. Sutjipto tidak menampik kabar tersebut. Hanya, dia belum mau berbicara secara terang-terang bakal maju atau tidak. ’’Besok saja (hari ini, Red). Jangan sekarang,’’ ujarnya.
Di tempat terpisah, Nur Achmad menegaskan bahwa mundurnya Sutjipto tidak otomatis memperluas jalannya untuk direkomendasikan DPP PKB sebagai bakal calon bupati (bacabup) mendampingi Saiful. Dia menyatakan bahwa peluang tujuh nama lain masih sama dengan dirinya. Yaitu, Khulaim Junaidi, Hidar Assegaf, Farida Anwari, Khalim, Musowimin, Kabil Mubarok, dan Iwan Setiawan.
’’Sebelum rekomendasi turun, peluang semuanya masih sama. Yang jelas, saya sangat menghormati keputusan Pak Tjip (Sutjipto, Red),’’ ucap Nur Achmad. Dia tidak merasa khawatir kalau nanti Sutjipto maju sebagai calon bupati. ’’Bagi saya, makin banyak calonnya makin baik. Masyarakat memiliki cukup pilihan,’’ paparnya. (fim/c14/pri)